Kamis, 05 Mei 2011

Bupati, Masyarakat Untuk Tidak Terpengaruh

SLAWI – Terkait penangkapan terduga jaringan teroris di pasar malam PG pangkah belum lama ini, Bupati Tegal, Agus Riyanto SSos MM meminta agar masyarakat tidak terpengaruh.
Menurutnya, kejadian penangkapan jaringan teroris ini bukan berarti menjadikan sebagai pencuriga, tetapi kemudian harus tetap hati-hati dan masyarakat tetap merasa nyaman.
Pihaknya sangat memberikan apresiasi kepada pihak keamanan dalam hal ini adalah densus dan Polres Tegal, karena telah menangkap teroris diwilayahnya.  “Tertangkapnya teroris di Kabupaten Tegal bukanlah menjadi sasaran. Tapi ini menunjukan masyarakat Tegal aman, dan memberikan kehormatan dan tidak bisa menolak tamu. Namun Ini menjadi warning kita, agar dalam menerima tamu bisa lebih hati-hati dan waspada, tapi bukan berarti mencurigai,” katanya kepada Radar, Rabu (4/5).
Selain itu, lanjut Agus, kejadian semacam ini menjadikan pelajaran baginya agar masyarakat lebih berfikir dengan nalar.  Kejadian semacam ini merupakan modernitas yang tidak dibarangi dengan logika dan rasional. Artinya mereka yang menjadi teroris hanya bergelut dengan perasaan. Padahal ketika bekerja tetapi bergelutnya dengan perasaan sangat berbahaya.  “Kalau dulu pernah ada istilah sambung rasa, maka ini harus ditingkatkan, dan masyarakat Tegal interaksi yang harus dibangun adalah dengan sambung nalar. Karena ketika perasaan ini dilogikakan sangat berbahaya, dan emosi juga dirasionalkan juga berbahaya. Artinya masyarakat diminta dalam berfikir untuk tidak saklek atau lebih luas,” jelasnya.
Ia menambahkan, agar tidak terbawa perasaan, ini kemudian pengetahuan, sekolah menjadi penting. Karena itu untuk membangun tata cara paradigma (cara pandang, red) berfikir.  “Dengan potensi yang ada, harus ada kesadaran sambung nalar di semua elemant. Dan ini menjadi pelajaran agar tatanan  masyarakat perlu ditingkatkan. Contohnya, kalau ada apa-apa harus lapor ke RT/RW,” ungkapnya.
Pemkab sendiri, lanjut Agus, dalam mengantisipasi masalah seperti ini, kegiatan-kegiatan yang bersifat turun ke public akan di percepat atau dimajukan. Ia mencontohkan, kegiatan tilik desa, pertemuan hafidz-hafidoh, pertemuan rowatib, dan pertemuan-pertemuan lain yang bisanya tiga bulanan akan menjadi satu bulanan
Sumber Berita : Radar Tegal, 5 Mei 2011 

0 komentar:

Posting Komentar