Minggu, 04 Desember 2011

Kisah Pedih Odha Yang Harus Tinggal Di Kandang

TRIBUNNEWS.COM - "Ada ODHA (orang dengan HIV/ AIDS) disuruh tinggal di kandang babi. Keluarganya tidak ingin ODHA tinggal dalam rumah. Setelah diberi pengertian kepada keluarganya, perlakuan pun tidak berubah.  Sudah tinggal di dalam rumah, disekat terpisah lagi."
Kisah ini dituturkan Kepala Care  Support and Treatment (CST) RSUD Ruteng, dr. Aldriana Yusran, pada forum sosialisasi HIV/AIDS (human immunodeficiency virus/acquired immuno deficiency syndrome)  di Gedung Cipta Ria Ruteng, Kamis (1/12/2011).
Sosialisasi ini terkait Hari AIDS Sedunia. Pengalaman itu ia ungkapkan tatkala mengadvokasi  para penderita  HIV/AIDS di daerah itu. Dikatakannya, perlakuan itu terus berlanjut sampai ke tempat kerja. Seorang  yang diketahui mengidap HIV, dikeluarkan dari tempat kerjanya.
Cerita lainnya, ada penderita berpendidikan S-1, D-3, ada tukang dan ada yang  punya mesin cainsaw, namun siapa yang  mau terima mereka kerja. Ada yang dipecat, ada juga menenun tapi hasil tenunan tidak dibeli orang.
Ada juga  orang  yang pandai memasak, sering diundang dalam berbagai kegiatan, namun setelah ketahuan mengidap HIV/AIDS,  tenaga orang itu tidak dipakai lagi.
Ada juga penderita  yang hidup sendirian. Selama itu kebutuhan air diperoleh dari rumah tetangga. Ketika diketahui bahwa dirinya menderita HIV, sejak itu pula ia dilarang  mengambil air dari  rumah tetangga. Padahal airnya ditarik menggunakan slang.
"Ketika saya datangi rumah  penderita,  kami ngobrol di  depan  rumahnya. Warga lain yang menemukannya menghindar. Perlakuan ini membuat penderita frustasi. Mereka selalu katakan untuk apalagi hidup. Namun saya kuatkan mereka. Kita hidup bukan dari apa kata orang. Yang tentukan mati dan hidup manusia hanya Tuhan," tutur Aldriana.
Ketika ada penderita HIV/AIDS jatuh sakit, lanjut Aldriana, mereka  tidak  mendapat perhatian yang semestinya dari  keluarga. Saat itu, ia mengajak sesama ODHA membantu merawat, entah di rumah sakit atau di keluarga.
Aldriana mengatakan, pendampingan terhadap ODHA  telah membangkitkan rasa percaya diri ODHA. Beberapa ODHA mulai berani tampil ke publik, memberikan sosialisasi HIV/AIDS.
"Dukungan keluarga sangat dibutuhkan. Saya hanya sebatas membantunya saja untuk membangkitkan rasa percaya diri ODHA. Saya terus mendorong mereka  untuk tampil di publik. Mereka juga manusia dan bisa kembali ke keluarga dan masyarakat," tutur Aldriana.
Sumber Berita : http://id.she.yahoo.com/

0 komentar:

Posting Komentar