KRAMAT - Sekretaris Desa (Sekdes) Kemantran Kecamatan Kramat, disinyalir telah menggunakan uang beras miskin (Raskin) warga desa setempat. Uang yang seharusnya disetorkan ke Bulog, ditengarai digunakan untuk kepentingan pribadi. Jumlah uang Raskin yang diselewengkan tersebut, sekira Rp 2 jutaan.
Salah satu warga RT 01 RW 01 Desa Kemantran, Tarsono, menuturkan, sepertinya uang Raskin bulan Agustus lalu tidak disetorkan ke Bulog oleh yang bersangkutan. Akibatnya, droping Raskin tersendat hingga satu bulan.
"Ada dugaan, uang Raskin digunakan oleh Sekdes. Tapi sebelumnya harus dikroscek dulu, supaya ada kebenarannya," tutur Tarsono, saat menghubungi koran ini melalui sambungan elektronik, Rabu (28/9).
Satgas Bulog Kecamatan Kramat, Radin, juga mengatakan hal senada. Menurutnya, pembayaran Raskin desa tersebut, mengalami keterlambatan hingga satu bulan. Jumlah uang yang harus dibayarkan ke bulog, Rp 6,312 juta dari jumlah Raskin sebanyak 3.945 Kg. Mestinya, uang pembayaran Raskin itu sudah disetorkan satu minggu setelah Raskin digulirkan ke desa tersebut. Namun sampai satu bulan ini, Raskin belum terbayarkan sama sekali.
"Dalam catatan saya, uang Raskin Desa Kemantran belum terbayar sama sekali. Mungkin saja, desa langsung membayar ke Bulog setempat," terangnya.
Menurut Radin, pembayaran Raskin di desa tersebut selalu terlambat setiap bulannya. Keterlambatan dari mulai dua minggu hingga empat minggu. Kendati pihaknya dan juga Camat setempat kerap menegurnya, namun yang bersangkutan tidak pernah mengindahkan. Teguran dilakukan melalui tertulis dan lisan.
"Kami sampai bosan menegur mereka (Pemerintahan Desa Kemantran, red)," ujarnya.
Kepala Desa Kemantran, Sumici, mengatakan, keuangan Raskin sudah diberikan kepada perangkat desanya. Yaitu Sekdes dan Lebe (Kaur Kesra, red). Bila ada keterlambatan pembayaran, pihaknya tidak tahu sama sekali.
"Yang menyetorkan ke Bulog adalah Sekdes. Saya tidak memegang uang tersebut," ucapnya singkat.
Sementara itu, ketika Sekdes Kemantran, Umi Zumairoh, dimintai keterangan masalah tersebut, pihaknya membantah keras. Menurutnya, justru selama ini, pihaknya kerap menutup kekurangan pembayaran Raskin di desanya. Bulan Juli, dia menutup kekurangan pelunasan Raskin sebanyak Rp 1,5 jutaan. Sedangkan di bulan Agustus, uangnya masih di tangan warga. Sebagian di RT 01 RW 04. Kemudian sisanya, dipinjam oleh perangkat desa setempat sebanyak Rp 750 ribu.
"Saya tidak memakai uang Raskin. Perinciannya ada semua sama saya. Uang Raskin bulan Agustus, masih banyak yang dipinjam oleh perangkat desa," bebernya.
Dirinya tidak menampik, setiap ada kelebihan pembayaran Raskin di desanya, selalu dibagikan kepada perangkat desa. Sedangkan pembayarannya, tidak kontan. Mereka mengangsur hingga mendekati dropingan datang. Kelebihan Raskin sebanyak 4 kantong. Dimana setiap kantong berisi 15 Kg.
Dia mengaku, saat ini ada uang Raskin yang baru diterima dari warga sekira Rp 400 ribu. Rencananya, hari ini (kemarin, red) akan disetorkan langsung ke Bulog. "Selain dipinjam oleh perengkat desa, di warga juga masih banyak. Saya tidak menyimpan uang Raskin. Setiap memperoleh setoran dari warga, saya langsung menyetorkan ke Bulog," pungkasnya. (yer)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php
0 komentar:
Posting Komentar