BALAPULANG - Dua Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) di wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang, paling rawan terjadi kebakaran. Selain kondisi lahan kebanyakan berada di tepi jalan umum, usia tanaman sudah cukup tua.
Biasanya, kebakaran terjadi disebabkan oleh panasnya kemarau dan api yang berasal dari orang yang melintas. Api kecil itu kemudian mengenai daun pohon jati yang gugur (srasah) yang kondisinya telah mengering.
Untuk dua BKPH yang paling rawan kebakaran itu, yakni BKPH Margasari dan Banjarharjo. Kebanyakan usia tanaman di dua BKPH itu, sudah mulai menua dan banyak srasah dibawah tanaman jatinya.
“Namun, ditahun 2011 kondisi kebakaran hutan di KPH Balapulang, masih aman. Kalupun ada, hanya bersifat titik kecil pada area tertentu,” kata Administratur KPH Balapulang, Toni Suratno.
Dikatakan Toni Suratno, saat ini luasan lahan milik KPH Balapulang seluas 30 ribu Ha, berada di Kabupaten Tegal seluas 7 ribu Ha dan Kabupaten Brebes seluas Rp 23 ribu Ha. Dari luasan itu, usia tanaman jati yang sudah berusia diatas 10 tahun seluas 30 persen dan usia diatas 30 tahun, seluas 50 persen dari lahan yang ada.
Kondisi paling rawan kering dan terjadinya kebakaran hutan, setiap tahunnya pada sekitar bulan Agustus. Guna mengantisipasi itu, pihak KPH Balapulang selalu siaga, minimal jika sampai terjadi kebakaran. Sehingga dapat cepat diantisipasi agar tidak melebar.
“Belum lama ini terjadi kebakaran, tetapi luasannya sangat minim dan di sejumlah petak kecil. Namun kejadian ini sudah bisa diatasi dan tidak melebar,” ujarnya.
Menurut dia, dari kejadian kebakaran itu, tidak sampai merusak tanaman jati karena usia tanaman sudah tua dan diatas 10 tahun. Padahal, masih kata dia, tanaman dengan usia itu, meski terkena kebakaran saat musim hujan, bakal tumbuh kembali dan tidak ada masalah.
Sementara, untuk produksi jati KPH Balapulang ditahun 2010, sebanyak 15 ribu m3 dan tahun 2011 sebanyak 14 ribu m3. Sedang untuk penanaman kembali tanaman jati, ditahun 2011 ini ada seluas 13 ribu Ha yang siap ditanami.
“Kami sudah menyiapkan lahan dan bibit, namun untuk penanamannya menunggu datangnya hujan,” pungkasnya. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar