PASKA terjadinya aksi bom bunuh diri di sebuah gereja kawasan Solo, membuat jajaran Polres Tegal berupaya semkasimal mungkin menempuh langkah demi tetap terciptanya iklim kondusif di wilayah hukumnya. Jaminan keamanan bagi warga Kristiani di Kabupaten Tegal, diakuinya, terus diupayakan dengan melibatkan peran aktivis gereja yang ada.
Kapolres Tegal, AKBP Nelson Pardamian Purba SiK, melalui Wakapolres, Kompol Teguh Tri Prasetya SiK, menyatakan, pihaknya tengah berupaya melakukan koordinasi dengan pengurus gereja untuk lebih mengenali secara jeli jemaatnya.
"Setidaknya, hal ini bisa meminimalisir adanya jemaat asing atau tak dikenal yang diindikasikan akan membuat keonaran di tempat ibadah. Bila nantinya ditemui adanya jemaat yang mencurigakan, pihak pengurus gereja diminta proaktif mengabarkan hal tersebut ke Polres," terangnya, saat ditemui disela- sela peringatan Hari Agraria Nasional, Senin (26/9) kemarin.
Pihaknya mengungkapkan, saat ini iklim kondusif di wilayah hukumnya masih bisa terwujud berkat kesinambungan silaturahim dan konsolidasi yang dilakukan Polri bersama seluruh elemen masyarakat Slawi. "Untuk pengamanan tempat ibadah, akan tetap kami lakukan disaat intensitas peribadatan umat Kristiani meningkat. Lazim yang rutin kita lakukan, pada peringatan Natal lewat Operasi Kemanusiaan Lilin Candi. Namun pengamanan diluar hari besar, akan tetap kami lakukan bila memang dibutuhkan pihak gereja. Dan patroli mobil saat ini berjalan selama umat Kristiani menggelar ibadah di gereja," ujarnya.
Jalinan komunikasi antara Polres dengan elemen masyakat seperti Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) pun rutinitasnya kian ditingkatkan. Hal ini untuk memecahkan permasalahan yang sempat mencuat kepermukaan dan melokalisir permasalahan itu agar tidak menjadi besar dan berekses panjang.
Terpisah, Ketua FKKB, Harnoko, mengaku prihatin atas insiden yang terjadi di Solo tersebut. Dia meminta seluruh anak bangsa agar bisa kembali bercermin, bahwasannya kita adalah satu bangsa yang sudah seharusnya lebih memperbesar rasa toleransi antar sesama dengan tidak melihat dan membedakan latar belakang sebagai sesama anak bangsa. (her)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
"Setidaknya, hal ini bisa meminimalisir adanya jemaat asing atau tak dikenal yang diindikasikan akan membuat keonaran di tempat ibadah. Bila nantinya ditemui adanya jemaat yang mencurigakan, pihak pengurus gereja diminta proaktif mengabarkan hal tersebut ke Polres," terangnya, saat ditemui disela- sela peringatan Hari Agraria Nasional, Senin (26/9) kemarin.
Pihaknya mengungkapkan, saat ini iklim kondusif di wilayah hukumnya masih bisa terwujud berkat kesinambungan silaturahim dan konsolidasi yang dilakukan Polri bersama seluruh elemen masyarakat Slawi. "Untuk pengamanan tempat ibadah, akan tetap kami lakukan disaat intensitas peribadatan umat Kristiani meningkat. Lazim yang rutin kita lakukan, pada peringatan Natal lewat Operasi Kemanusiaan Lilin Candi. Namun pengamanan diluar hari besar, akan tetap kami lakukan bila memang dibutuhkan pihak gereja. Dan patroli mobil saat ini berjalan selama umat Kristiani menggelar ibadah di gereja," ujarnya.
Jalinan komunikasi antara Polres dengan elemen masyakat seperti Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) pun rutinitasnya kian ditingkatkan. Hal ini untuk memecahkan permasalahan yang sempat mencuat kepermukaan dan melokalisir permasalahan itu agar tidak menjadi besar dan berekses panjang.
Terpisah, Ketua FKKB, Harnoko, mengaku prihatin atas insiden yang terjadi di Solo tersebut. Dia meminta seluruh anak bangsa agar bisa kembali bercermin, bahwasannya kita adalah satu bangsa yang sudah seharusnya lebih memperbesar rasa toleransi antar sesama dengan tidak melihat dan membedakan latar belakang sebagai sesama anak bangsa. (her)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar