SOLO- Hudson Perananjaya, artis penyanyi debutan Indonesia Mencari Bakat, menjadi bintang dalam konser Solo Keroncong Festival (SKF), semalam. Dia memukau ribuan penonton yang memadati halaman Pasar Triwindu dan Jalan Diponegoro.
Konser SKF bertambah marak ketika OK D’Temasik mengajak penonton berjoget dengan mendendangkan langgam Jawa ”Romo Ono Maling”. Aplaus penonton menggema, mereka ikut mendendangkan lagu daerah tersebut. Orkes keroncong dari Singapura itu juga menyuguhkan tembang penghargaan bagi kiprah Ratu Kembang Kacang, Waldjinah.
Hudson, penyanyi dengan penampilan two face Hudson-Yesica mendendangkan dua lagu, langgam ”Jawa Gethuk” dan lagu pop ”My Way”, yang diaransemen dalam irama keroncong. Penampilan dua karakter Hudson-Yesica pun mengundang aplus berkepanjangan.
Penyanyi asal Yogyakarta itu mengaku senang diajak tampil di SKF. Sebagai penyanyi, dia suka dengan genre musik apapun. Namun, irama keroncong diakuinya mempunyai tingkat kesulitan tersendiri.
’’Dalam lagu keroncong ada cengkok yang sangat beda dengan pop, jazz, atau lagu lain. Setiap lagu keroncong juga membutuhkan penghayatan yang betul-betul sesuai dengan makna lagu itu,’’ terang Hudson.
Diiringi Orkes Keroncong (OK) Bintang Surakarta pimpinan Waldjinah, Hudson yang menjadi penampil terakhir menunjukkan talenta dua karakternya dengan apik. Tak banyak gerakan yang dilakukan, namun penampilan Hudson-Yesica yang berganti-ganti memikat penonton.
Konser SKF hari kedua menampilkan sembilan orkes keroncong. Dua di antaranya berasal dari mancanegara, OK Aswara (Malaysia) dan OK D’Temasik (Singapura).
Beberapa orkes tampil dalam format aransemen keroncong asli, tapi ada juga yang memunculkan kreativitas garapan. OK Harmoni Cinesa dari Bandung, misalnya, mengusung warna musik Cina.
OK Hamkri dari Sumatera Selatan menggarap lagu daerah. Penampilan menarik disuguhkan OK Putera Fajar Indah yang memiliki personel pemusik remaja dari satu kampung.
Sejumlah penyanyi tampil diiringi OK Bintang Surakarta. Mereka adalah Endah Laras (Solo), Anastasia Astuti (Jakarta), Hiromi Kano (ekspatriat Jepang), dan Hudson.
Bambang Herry, pemusik asal Solo yang tinggal di Semarang, menghadirkan permainan instrumental saksofon. Lagu ”Di Bawah Sinar Bulan Purnama” dan tembang Jawa ”Sarinah” pun menghipnotis ribuan penonton. (sri,G19-65)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/10/01/161139/
Sabtu, 01 Oktober 2011
Rama Ana Maling ala Orkes Singapura
04.43
Slawi Ayu Cybernews, Terbit pada tanggal 10 April 2011
0 komentar:
Posting Komentar