WARUREJA - Bantaran Sungai Rambut yang melintas di Desa Sukareja, Kecamatan Warureja longsor. Sedikitnya ada 7 rumah warga yang terancam roboh akibat terkikis aliran sungai tersebut. Jarak bibir longsor dengan rumah warga hanya 20 centimeter atau sejengkal telapak tangan orang dewasa. Sekalipun sudah mengancam keselamatan warga, namun hingga kini belum ada penanganan maksimal dari instansi terkait. Warga sekitar mengaku cemas apabila terjadi hujan lebat. Sebab, dipastikan longsor susulan bakal terjadi. "Saya tidak bisa tenang. Bahkan setiap turun hujan, saya selalu berjaga-jaga di depan atau di samping rumah. Saya tidak berani tidur di dalam rumah. Kondisi longsor sudah sangat mengancam sekali," tutur Samsuri (41), kemarin.
Warga RT 03 RW 03 Desa Sukareja ini mengaku, seluruh anggota keluarganya sudah diungsikan ke rumah saudaranya yang tidak jauh dari kediamannya. Setiap waktu, bapak dari tiga anak ini, terpaksa memantau kondisi longsor di rumahnya. Bahkan, dia pun harus rela tidak bekerja meski dituntut untuk menutup kebutuhan hidup keluarganya. "Apabila hujan lagi dengan volume yang tinggi, pasti rumah saya akan roboh. Sebab, jarak antara bibir longsor dengan rumah saya, hanya 20 centimeter," ucapnya dengan nada prihatin.
Kepala Desa Sukareja, Dulkalim melalui Kasi Pemerintahan, Kalsum, mengaku, sudah melaporkan bencana alam tersebut ke instansi terkait melalui lesan. Dan saat ini, pihaknya tengah mengajukan proposal guna meminta bantuan dari dinas yang menanganinya supaya mendapat bantuan. Dia mengungkapkan, jumlah rumah yang terancam roboh akibat longsor sepanjang 50 meter itu, ada 7 rumah. Nama pemilik rumah selain Samsuri antara lain, Wasrip, Rasmono, Tarmad, Sibad, Siti, dan Warlam. Mereka merupakan warga RT 03 RW 03. "Jelas kemungkinan, ini pasti akan ada longsor susulan. Sebab, musim hujan diperkirakan berhenti pada bulan Februari mendatang," ujarnya.
Anggota komisi III DPRD Kabupaten Tegal, Tri Leksono A.Md, yang hadir di lokasi bencana, mengaku, pihaknya sudah menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat agar segera memberikan penanganan maksimal. Sebab itu, kondisi longsor sudah sangat memprihatinkan. Dia meminta, dinas jangan lamban dalam menghadapi permasalahan ini. Menurut dia, keselamatan warga sudah sangat terancam apabila tidak segera ditangani. “BPBD harus segera memberikan bantuan fisik secepatnya. Kasihan warga, mereka tidak bisa tenang selama longsor ini belum ditangani,” tegasnya.
Senada dengan warga, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menilai, besar kemungkinan bakal terjadi longsor lagi apabila diguyur hujan terus menerus. Dia mengungkapkan, jarak bibir longsor dengan sungai, sekitar 25 meter. Dan untungnya, di bibir sungai tersebut sudah ada bronjongan yang belum lama ini dibangun menggunakan dana aspirasi dewan 2011. “Belakangan ini, curah hujan sangat tinggi. Hal itu dapat memicu terjadinya longsor susulan,” cetusnya.
Alangkah baiknya, kata Tri, apabila sungai tersebut disodet untuk menghindari longsor. Sebab, lokasi longsor ini berada di tikungan sungai. Akibatnya, air yang mengalir dari selatan menuju ke utara dapat berjalan lancar dan tidak mengikis area pemukiman yang berada di bantaran sungai. “Padahal, jarak antara bantaran sungai dengan rumah, lumayan jauh atau sekitar 25 centimeter,” tukasnya.
Camat Warureja, Moh Natsir S.Sos, saat ditemui dikantornya, juga mengatakan hal senada. Menurutnya, instansi yang mengbidanginya segeralah memberikan penanganan khusus terhadap korban longsor di wilayahnya. Meskipun belum ada laporan yang masuk, namun dirinya tetap peduli dengan bencana tersebut. “Yah, semoga para korban secepatnya mendapat penanganan yang maksimal. Nanti kami dari kecamatan, juga akan melihat ke lokasi longsor,” pungkasnya. (yer)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar