Semarang (ANTARA) - Para pedagang pernak-pernik di Kota Semarang bersiap menyambut perayaan Imlek 2563 yang biasanya ditandai dengan membeludaknya permintaan barang untuk perayaan tahun baru China itu.
"Kami sudah siapkan barang dalam stok banyak, baik impor maupun lokal. Saat ini permintaan sudah mulai naik meski belum terlalu banyak," kata pemilik Toko "Apple Collection" Semarang Xing Bing di Semarang, Kamis.
Toko itu menyediakan pernak-pernik khas Imlek antara lain kartu ucapan Imlek, amplop angpau, pohon Mei Hwa, dan beragam lampion berbagai ukuran untuk perayaan tahun baru China itu.
Xing Bing mengakui, pernak-pernik yang paling banyak dicari biasanya lampion, sebab masyarakat keturunan Tionghoa selalu mengganti lampion yang sudah dimilikinya dengan yang baru setiap pergantian tahun.
"Walaupun kondisi lampion miliknya masih bagus, tetap saja diganti dengan lampion baru. Seperti tradisi baju baru saat Lebaran, kalau masyarakat keturunan Tionghoa mengartikannya dengan harapan rezeki baru," katanya.
Ia menyebutkan, lampion yang ditawarkan harganya bervariasi, mulai sekitar Rp20 ribu per unit hingga berukuran besar seharga Rp500 ribu per unit. Lampion terbesar yang disediakan berdiameter satu meter.
Kalau lampion berukuran besar itu, kata dia, biasanya dipesan oleh vihara, kelenteng, dan hotel untuk dipajang, sebab lampion merupakan salah satu aksesoris yang dipercaya harus ada di setiap rumah.
"Kebanyakan pernak-pernik ini merupakan impor dari China, sebab di dalam negeri jarang yang memproduksi. Meski ada beberapa barang yang sudah diproduksi, seperti lampion yang sudah dibuat di Bandung," katanya.
Selain pernak-pernik, pedagang makanan khas China di Kota Semarang juga mulai bersiap, sebab ada beberapa makanan khas yang selalu ada setiap perayaan Imlek seperti kue keranjang, manisan, dan jeruk mandarin.
"Sudah 10 tahun saya menjual kue keranjang bikinan sendiri. Bahan-bahannya juga sangat sederhana, seperti tepung ketan putih, gula pasir, dan perasa," kata seorang penjual kue keranjang di kawasan Pecinan Semarang, Yani.
Ia menyediakan kue keranjang dengan berbagai rasa seperti rasa cokelat, durian, pandan, vanili, dan frambozen yang dijualnya dengan harga Rp20 ribu per kilogram, kecuali rasa durian Rp30 ribu per kilogram.
Kue keranjang, kata dia, memiliki makna tersendiri saat perayaan Imlek, karena sejarahnya merupakan makanan para prajurit China sewaktu berperang dan saat ini sebagai penghormatan kepada para lelulur.
"Dari pengalaman saya, membuat kue ini gampang-gampang susah. Meski bahannya sederhana, perasaan si pembuat saat mengolah adonan berpengaruh, tidak boleh emosi. Kalau sedang emosi, kue tidak bakal jadi," kata Yani.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/pedagang-pernak-pernik-bersiap-sambut-perayaan-imlek-103116965.html
"Kami sudah siapkan barang dalam stok banyak, baik impor maupun lokal. Saat ini permintaan sudah mulai naik meski belum terlalu banyak," kata pemilik Toko "Apple Collection" Semarang Xing Bing di Semarang, Kamis.
Toko itu menyediakan pernak-pernik khas Imlek antara lain kartu ucapan Imlek, amplop angpau, pohon Mei Hwa, dan beragam lampion berbagai ukuran untuk perayaan tahun baru China itu.
Xing Bing mengakui, pernak-pernik yang paling banyak dicari biasanya lampion, sebab masyarakat keturunan Tionghoa selalu mengganti lampion yang sudah dimilikinya dengan yang baru setiap pergantian tahun.
"Walaupun kondisi lampion miliknya masih bagus, tetap saja diganti dengan lampion baru. Seperti tradisi baju baru saat Lebaran, kalau masyarakat keturunan Tionghoa mengartikannya dengan harapan rezeki baru," katanya.
Ia menyebutkan, lampion yang ditawarkan harganya bervariasi, mulai sekitar Rp20 ribu per unit hingga berukuran besar seharga Rp500 ribu per unit. Lampion terbesar yang disediakan berdiameter satu meter.
Kalau lampion berukuran besar itu, kata dia, biasanya dipesan oleh vihara, kelenteng, dan hotel untuk dipajang, sebab lampion merupakan salah satu aksesoris yang dipercaya harus ada di setiap rumah.
"Kebanyakan pernak-pernik ini merupakan impor dari China, sebab di dalam negeri jarang yang memproduksi. Meski ada beberapa barang yang sudah diproduksi, seperti lampion yang sudah dibuat di Bandung," katanya.
Selain pernak-pernik, pedagang makanan khas China di Kota Semarang juga mulai bersiap, sebab ada beberapa makanan khas yang selalu ada setiap perayaan Imlek seperti kue keranjang, manisan, dan jeruk mandarin.
"Sudah 10 tahun saya menjual kue keranjang bikinan sendiri. Bahan-bahannya juga sangat sederhana, seperti tepung ketan putih, gula pasir, dan perasa," kata seorang penjual kue keranjang di kawasan Pecinan Semarang, Yani.
Ia menyediakan kue keranjang dengan berbagai rasa seperti rasa cokelat, durian, pandan, vanili, dan frambozen yang dijualnya dengan harga Rp20 ribu per kilogram, kecuali rasa durian Rp30 ribu per kilogram.
Kue keranjang, kata dia, memiliki makna tersendiri saat perayaan Imlek, karena sejarahnya merupakan makanan para prajurit China sewaktu berperang dan saat ini sebagai penghormatan kepada para lelulur.
"Dari pengalaman saya, membuat kue ini gampang-gampang susah. Meski bahannya sederhana, perasaan si pembuat saat mengolah adonan berpengaruh, tidak boleh emosi. Kalau sedang emosi, kue tidak bakal jadi," kata Yani.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/pedagang-pernak-pernik-bersiap-sambut-perayaan-imlek-103116965.html
0 komentar:
Posting Komentar