YOGYAKARTA- Konser Sembah Sujud Doa Pertiwi Nusantara Harmoni di panggung terbuka Ramayana Prambanan, semalam, merupakan doa kedamaian melalui musik modern dengan nuansa etnik kental. Sejumlah grup dengan latar belakang dan musik etnik terlibat, seperti Komunitas Sunda Wiwitan, The Botax (Bali Rock Fusion), dan Nyanyian Dharma.
Grup Nyanyian Dharma yang digawangi Dewa Budjana dan Trie Utami menjadi magnet utama pertunjukan yang bertujuan sebagai persembahan kedamaian bangsa ini. Penampilan mereka yang didominasi nuansa reflektif dan meditatif membuat Nyanyian Dharma menjelma orkes persembahan pada kekuasaan Tuhan.
Suasana itu terasa sejak Trie Utami turun perlahan bersama anggota Nyanyian Dharma lain dari jajaran anak tangga di atas panggung berlatar Candi Prambanan. ”Bagi siapa pun yang melaksanakan semedi, Tuhan akan memancar dari dalam dirinya,” ucap Trie Utami sebelum bernyanyi.
Begitu juga saat alunan Nyanyian Dharma membawakan lagu ”Saraswati ” yang mengungkapkan kecintaan pada ilmu pengetahuan. ”...Syair dan nada dan yang kulantunkan/semanis paras yang kautampilkan/aku biasa berjalan di bulan/menyelami bumi karena engkau//Pujaanku Dewi Saraswati...
Penampilan salah satu penyanyi yang digandeng Nyanyian Dharma, Laksmi Devi, semakin melengkapi kekhusyukan malam itu. Dia muncul dengan improvisasi vokal bernuansa Hindustan. Tentu ini konsep yang selaras. Prambanan sebagai Candi Hindu terbesar di Indonesia berperan menopang spirit konser tadi malam.
Pada Februari 2010, Nyanyian Dharma tampil di India. Februari tahun lalu mereka tampil di San Francisco.
Mimpi Mewujud
Penampilan di Prambanan, semalam, adalah idealisme dan mimpi yang mewujud bagi sejumlah pemusik yang tergabung dalam Nyanyian Dharma. ”Konser di Candi Prambanan adalah salah satu mimpi yang mewujud. Apalagi dipentaskan di dekat Jogja yang kuat dengan akar budaya,” terang Dewa Budjana.
Budjana menyebut materi pentas yang dibawakannya bersama Nyanyian Dharma adalah lagu-lagu religi yang diciptakan di luar grupnya, GIGI. Proyek ini dimulai dari semangat Budjana merilis album rohani Hindu melalui jalur indie pada 1998 silam.
Dia melibatkan banyak pemusik asal Bali. Langkah itu terbukti menjadi fondasi kokoh menuju karya selanjutnya. Konsep kolaborasi dengan artis dalam Nyanyian Dharma juga menjadi salah satu aktivitas pelestarian nilai luhur nusantara.
”Keterlibatan pemusik seperti ini tiada lain atas keinginan yang kuat untuk menciptakan hasil karya yang bisa dinikmati oleh masyarakat luas,” lanjut Budjana.
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X yang hadir mengaku tersentuh atas inisiatif para pemusik mendoakan negeri ini. ”Malam ini peristiwa yang istimewa. Semoga Ibu Pertiwi tetap memberi keadilan dan kedamaian bagi kita,” ungkap Sultan HB X. (H50-65)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/01/12/173414/Doa-Musik-untuk-Nusantara
0 komentar:
Posting Komentar