Lakukan Perenungan di Telaga Langen Tirto Desa MuncanglarangSinergitas dan kebersamaan antara warga masyarakat Desa Muncanglarang Kecamatan Bumijawa dengan UPS Tegal, sudah terjalin sejak berdirinya perguruan tinggi itu. Hal itu direalisasikan setiap semester awal mahasiswa baru UPS Tegal, dengan melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan di desa itu. Ada apa ?
LAPORAN : MOH GHONI
Kegiatan sosial kemasrakatan mahasiswa khususnya Universitas Panca Sakti (UPS) Tegal di desa dalam pelaksanaan KKN, bukan sesuatu hal yang istimewa. Namun jika setiap semester awal mahasiswa perguruan tinggi itu harus ke desa tertentu, pasti ada sesuatu yang patut dipertanyakan. Begitupun yang terjadi antara UPS Tegal dengan Desa Muncanglarang Bumijawa.
Dikatakan oleh Kades Muncanglarang, Alek Subekti SE MM, jika kebersamaan dan sinergitas kedua pihak, sudah terjalin sejak berdirinya UPS Tegal. Bahkan ada semacam kewajiban jika mahasiswa baru harus melakukan perenungan di desa itu, khususnya di sebuah telaga yang bernama Telaga Langen Tirto.
“Konon cerita masa lalu, telaga itu dipergunakan sebagai tempat perenungan calon pemimpin. Maka, mahasiswa baru UPS pun melakukan perenungan di telaga tersebut,” Kata Alek Subekti, kemarin.
Menurut dia, kegiatan perenungan itu selain bisa memberi motivasi kepada mahasiswa, juga memberikan dampak bagi masyarakat sekitar. Yakni sisi positifnya, juga bisa memotivasi warganya untuk berpikir lebih maju khususnya di bidang pendidikan. Bahkan sinergi lain dari keberadaan mahasiswa di Desa Muncanglarang, membuat warga merasa terhibur dan bisa menjalin silaturahmi dengan mahasiswa.
“Setiap semester sekitar 200 mahasiswa menginap di rumah warga secara gratis selama masa perenungan. Imbasnya, ada sinergi positif diantara keduanya. Bahkan, sampai kini masyarakat selalu menunggu kehadiran mahasiswa UPS baru,” terangnya.
SOSIAL KEMASYARAKATAN
Selain kegiatan perenungan di Telogo Langen Tirto, sejumlah kegiatan juga digadang oleh mahasiwa UPS dan masyarakat desa. Bentuk kegiatan dimaksud, bersifat sosial kemasyarakatan seperti penghijauan lingkungan. Untuk bibit tanaman penghijauan, didapat dari mahasiswa. Sedang penanamannya, bersama masyarakat. Biasanya penghijauan dilakukan di sekitar telaga atau di beberapa titik desa yang kekurangan tanaman penghijauan.
Masih menurut Alek Subekti, selain pelatihan pengembangan kepemimpinan di Desa Muncanglarang, mahasiswa juga membangunkan rumah warga yang reot yang terbuat dari kayu. Serta melakukan kegiatan dengan memperbaiki sejumlah infrastruktur seperti irigasi pertanian, pengecatan masjid dan musola, serta lainnya yang bersifat tidak terlalu membutuhkan biaya besar.
“Semua dibiayai oleh mahasiswa dan didukung oleh pihak UPS Tegal, beserta pengurus yayasan,” ujarnya.
Sementara, pada konteks tertentu mahasiswa maupun pihak UPS Tegal juga memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu di desa itu. Bahkan tidak jarang mereka memberikan santunan kepada anak yatim dan tidak mampu dari Desa Muncanglarang.
“Intinya, sinergitas itu menguntungkan kedua pihak dan masyarakat berharap agar kegiatan ini menjadi agenda rutin yang tidak terputus,” pungkasnya. (*)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar