Minggu, 24 Juli 2011

Selingkuh oh Selingkuh

Kemunculan Pihak ke-tiga dalam suatu hubungan sangatlah menyakitkan, tentunya tak ada orang yang rela dan mau di "madu". Selingkuh merupakan fenomena tamu tak diundang dalam sebuah hubungan atau bumbu dalam sebuah hubungan. Selingkuh yang dikelola denga baik bisa membuat seseorang semakin menyukai pasangannya, namun sebaliknya bisa menghancurkan hubungan yang telah terbina dengan pasangan sebelumnya.
Selingkuh bisa muncul dari banyak sebab, kata Selingkuh arti sebenarnya adalah mengungkapkan sesuatu tidak sesuai dengan kenyataan atau dengan kata lain sama dengan berbohong atau berkhianat, tetapi arti selingkuh sering dipakai dalam masalah hubungan asmara.
Bagi banyak orang, selingkuh memiliki makna yang kompleks dan erat dengan pengkhianatan. Selingkuh jarang terjadi karena "sesuatu hal yang baru terjadi". Biasanya, kondisi ini dipicu oleh rasa bosan yang memuncak dan akhirnya membuat seseorang mengembarakan hatinya pada yang lain.
Bagaimana jalanya agar mengetahui si dia tengah berselingkuh?
apa yang menyebabkan Lelaki selingkuh? Berikut ini alasan para lelaki berselingkuh:
- Ego. Lelaki memiliki ego yang lebih besar daripada perempuan. Apa yang membuat kepercayaan diri mereka terangkat? Ternyata bagi sebagian basar lelaki, ada perempuan selain pasangan, yang tertarik kepadanya, sangat mendongkrak rasa percaya dirinya.
- Kebosanan, dengan alasan jenuh pada pasangan. Hubungan yang monoton dan persoalan yang itu-itu saja setiap hari, bisa membuat cinta jadi luntur. Mereka seperti menemukan kesegaran baru ketika berjalan dengan pasangan barunya.
- Pasangan Terlalu Manja, Harus mengantar ke salon atau mal, jemput di kantor, sering ngeluh kepanasan, merupakan kemanja-manjaan perempuan yang kalau terlalu sering didengar mereka, bisa menjadi alasan bagi dia untuk kabur ke perempuan lain yang lebih mandiri.
- Dasarnya Tidak Setia, Perempuan bagi mereka hanya untuk senang-senang. Dia menebarkan rayuan maut pada setiap perempuan. Dia tidak pernah setia, karena baginya kesetiaan adalah barang langka. Sebagian dari mereka mengaku sebagai laki-laki "SETIA", dengan kepanjangan SElingkuh TIada Akhir.
- Standar Berubah. Di awal pacaran, memang faktor ketertarikan fisiklah yang biasanya dominan. Seiring dengan berkembangnya hubngan hingga mencapai suatu komitmen, standar ini kemudian bergeser. Faktor fisik menjadi urutan ke sekian. Ada kebutuhan lain yang kini menjadi proiritas, yang dalam hal ini tidak bisa dipenuhi pasangan.
- Butuh Tantangan. Beberapa lelaki menganggap perselingkuhan seperti menghadapi sebuah tantangan. Butuh nyali besar dan kepintaran mengatur strategi untuk bisa bermain api dan tidak diketahui pasangannya. Selain itu, mereka juga tidak bisa melupakan asyikya memburu dan menaklukan lawan jenisnya.
- Rehat dan Komitmen. Saat hubungan sudah beranjak serius, berarti ada komitmen yang harus dipegang. Keadaan ini kerap kali membuat mereka merasa terikat dan terbebani. Bukannya tidak bertanggung jawab, tapi berhubungan dengan perempuan lain tanpa ada komitmen, membuat dia lebih rileks dan melupakan sejenak kerumitan hubungan dengan pasangannya.
- Untuk kesenangan, Otak kiri yang sangat dominan bagi lelaki membuatnya selalu menggunakan logika dan kontrol emosi yang tinggi. Lelaki menganggap perselingkuhan hanya mencari kesenangan tanpa melibatkan emosi jiwa.
- Tak Tahan Godaan, kelemahan lelaki ada pada godaan, sekuat apapun komitmen, jika selalu mendapat godaan yang menggiurkan maka tak menjamin kemampuan bertahan pada kesetiaan.
- Balas Dendam, alasan perselingkuhan klasik yakni ajang balas dendam. Karena merasa pasangannya memulai mempunyai hubungan dengan orang lain, sontak menimbulkan hasrat untuk membalasnya dengan cara yang sama.
- Tidak Puas, Rasa tidak puas seringkali menjadi penyebab berpalingnya pasangan. Lebih dari satu saja kebutuhan mereka tidak terpenuhi, maka dengan mencari pasangan lain untuk memenuhi kebutuhan yang dicari.
- Putus Komunikasi, ketika bertemu dengan lawan bicara yang sulit untuk diajak komunikasi, memacu hasrat untuk mencari pasangan yang mampu mengimbangi komunikasi yang diharapkan.
- Terlalu Posesif. Hubungan yang sangat mengikat pastinya membuat pasangan tidak nyaman, hal ini menimbulkan rasa menghindar. Jika sudah menghindar maka dengan mudahnya berganti pasangan.
(rifki/CN34)
http://suaramerdeka.com/15 Juli 2011

0 komentar:

Posting Komentar