SURADADI - Sedikitnya 20 hektar tanaman padi di Desa Sidaharja Kecamatan Suradadi, mengalami gagal panen. Akibatnya, 50 petani pemilik lahan tanaman tersebut, terpaksa harus rela gigit jari. Dugaan gagal panen, belum diketahui secara pasti. Petani menilai, bahwa hama tersebut masih misterius.
Bendahara Kelompok Tani Marga Mulya Desa Sidaharja, Jahidin (45), menuturkan, hampir seluruh petani di desanya tidak ada yang berhasil panen sukses. Mayoritas mengalami kehancuran. Menurut dia, gagal panen di musim tanam (MT) kali ini, sungguh mengherankan. Alasannya, ketika bibit padi baru ditanam, tanaman sudah mulai layu dan kering dalam waktu satu minggu. Warna batangnya juga berubah menjadi kemerah-merahan.
"Warna batang padi mestinya hijau. Tapi ini justru merah. Dan setelah satu minggu kemudian, padi menjadi layu dan kering. Karena itulah, tanaman padi disini (Desa Sidaharja, red) tidak ada yang berhasil panen sukses. Tapi masalahnya apa, kami juga belum tahu," terangnya, Sabtu (28/5).
Menurut warga RT 22 RW 09 desa setempat ini, permasalahan gagal panen hingga kini belum ada solusi dari pihak manapun. Baik dari dinas kabupaten, maupun dinas kecamatan. Sedangkan tanaman padi tersebut, cukup dibiarkan tumbuh tanpa diberi pupuk oleh petani. Alasannya, karena sudah pesimis untuk melanjutkan penanaman kembali.
"Kami sangat menyesal, kenapa dari dinas terkait belum pernah memberikan penyuluhan atau pun solusi terhadap petani yang ada disini. Padahal kami sangat membutuhkan itu semua. Kerugian kami sudah cukup banyak. Setelah munculnya penyakit itu, kami langsung putus asa. Dan tanamannya tidak kami beri pupuk lagi," keluhnya.
Petani lainnya yang masih satu RT, Rohasim (50) menguraikan, kerugian petani setiap satu hektarnya mencapai Rp 2 juta. Kerugian itu, belum dengan pupuk. Karena pasca penanaman satu minggu, kondisi tanaman sudah mengering. Sehingga petani enggan memberikannya pupuk.
Sumber Berita : Radar Tegal, 29 Mei 2011
0 komentar:
Posting Komentar