SEMARANG- Keindahan kompleks Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Giri Tunggal, Jalan Pahlawan Kota Semarang mendapat pujian dari Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri. Kompleks makam pahlawan yang dibangun di atas lahan seluas 3,64 hektare itu disebutnya yang terbaik di Indonesia setelah TMPN Kalibata, Jakarta.
”Kita perlu memberikan aplaus kepada Gubernur Jateng Bibit Waluyo yang memiliki kepedulian terhadap makam pahlawan. TMPN Giri Tunggal ini merupakan yang terbaik setelah Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata,” katanya saat memberikan sambutan dalam peresmian pemugaran TMPN Giri Tunggal, Selasa (9/8).
Salim menambahkan, saat berkunjung ke berbagai provinsi di Indonesia, ia selalu menyempatkan diri singgah ke taman makam pahlawan setempat. Banyak yang kondisinya kurang terawat. Karena itu, pemerintah daerah diharapkan bisa meniru langkah provinsi lain yang membangun makam pahlawan lebih bagus.
Menurut dia, para pahlawan dan pejuang tak mengharapkan apa-apa, kecuali bangsa Indonesia bisa merdeka. Upaya merawat dan memugar taman makam pahlawan merupakan bentuk penghargaan terhadap jasa pahlawan. Pemasangan tulisan ”Aku Gugur Membela Negara, Lanjutkan Perjuanganku !” dapat menumbuhkan rasa simpati dan semangat generasi penerus.
Wajib Ziarah
Gubernur Bibit Waluyo menegaskan, pemugaran TMPN Giri Tunggal merupakan wujud rasa kebanggaan atas jasa para pendahulu yang gugur membela negara.
”Bakti kami terhadap pahlawan tidak ada, kecuali nguri-uri, merawat, dan memelihara taman makam pahlawan sebaik-baiknya,” katanya.
Ia mengaku masih menunggu bantuan lagi dari Kementerian Sosial untuk menyempurnakan kawasan TMPN Giri Tunggal. Ke depan, pelajar dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah akan diwajibkan berziarah ke taman makam pahlawan secara periodik. Itu penting guna mengatasi empat krisis yang dihadapi bangsa, yaitu jati diri, ideologi, karakter, dan kepercayaan.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jateng Adi Karsidi menuturkan, jumlah jenazah pahlawan yang dimakamkan di TMPN Giri Tunggal 1.843. Makam tersebut dipugar secara bertahap pada tahun 2009-2011 dan menelan anggaran Rp 2,7 miliar.
Dari jumlah itu, Rp 1,7 miliar berasal dari APBD Jateng tahun 2009. Sisanya atau Rp 1 miliar di antaranya dari Kementerian Sosial. Bangunan yang dipugar meliputi pintu gerbang, tembok nama dan pagar, petak makam, monumen, taman, serta lampu penerangan. (J17,H55-59)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/10/155658/
0 komentar:
Posting Komentar