HANYA kurang dari tiga minggu lagi, Lebaran Idul Fitri 2011 tiba. Bagaimana dengan kondisi angkutan mudik nanti? Apakah berjalan lancar, sebagaimana diharapkan? Jadi, semua penumpang dapat pulang ke kampung halaman dengan mudah, lancar, aman, dan nyaman? Dari pemesanan tiket, kondisi di perjalanan dengan moda transportasi yang dinaiki — bus, pesawat, feri, kapal laut, kereta api, sepeda motor — hingga tiba di kampung halaman masing-masing?
Karena pulang pada waktu bersamaan, mudik Lebaran tak pernah lepas dari kemacetan. Salah satu contoh, untuk mendapat tiket kereta api (KA) yang sudah dijual 40 hari sebelum Lebaran, calon penumpang harus antre berhari-hari, bahkan menginap di stasiun. Apalagi pasti terjadi kepadatan penumpang di terminal, stasiun, pelabuhan, dan bandara.
Semestinya hal-hal itu bisa diantisipasi pemerintah. Namun mengapa angkutan mudik setiap tahun selalu kacau? Mengapa angkutan Lebaran dari tahun ke tahun tak berubah?
Pemerintah, ujar Menteri Perhubungan Freddy Numberi seusai memimpin Rapat Koordinasi Terpadu Angkutan Lebaran 2011 di Kantor Kementerian Perhubungan, baru-baru ini, siap menggelar dan menyukseskan angkutan Lebaran 2011. Berdasar data, pemudik tahun ini diperkirakan 15,4 juta orang, meningkat 4,14 persen dari tahun lalu. Tahun 2010, pemerintah mencatat pemudik 14,8 juta orang.
Pemudik sebesar itu akan terlayani selama periode angkutan Lebaran, yakni H-7 sampai dengan H+7 atau 23 Agustus-7 September. Itu untuk moda angkutan jalan, angkutan penyeberangan antarpulau dan sungai (ASDP), KA, dan maskapai udara. Adapun moda transportasi laut berlangsung selama 15 hari, yakni dari 15 Agustus hingga 15 September 2011.
Meski angkutan Lebaran berlangsung secara nasional, titik berat pengendalian pada angkutan jalan di 12 provinsi di 45 terminal. Untuk kereta api di sembilan daerah operasi dan tiga divisi regional, tujuh lintasan utama untuk angkutan penyeberangan, 52 pelabuhan (angkutan laut), dan 24 bandara utama.
Pemerintah berharap angkutan Lebaran tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Sebab, selain pengalaman penyelenggaraan serupa tahun lalu, juga kesiapan sarana angkutan. Untuk sarana angkutan tahun ini meningkat 3,5 persen dari tahun lalu. Tahun lalu ada 246 pesawat, sedangkan tahun ini 332 pesawat.
Khusus angkutan penyeberangan di lintas terbesar, Merak-Bakauheni, saat angkutan Lebaran akan ada tambahan tiga-empat kapal. Kapal yang saat ini beroperasi 29 unit, sehingga total kapal yang beroperasi selama angkutan Lebaran nanti 33 unit.
Sementara itu, pemudik pengguna motor selama ini jadi masalah utama dalam angkutan mudik. Karena itu, pemerintah mengimbau warga tak mudik dengan motor karena sangat berisiko bagi keamanan di perjalanan. Pemerintah berupaya mencari solusi lain dengan menggelar angkutan khusus bagi pengendara sepeda motor, baik via KA khusus maupun program mudik lain yang digelar pemerintah atau swasta.
Pemudik bersepeda motor tahun ini diperkirakan 2,47 juta atau naik 7,42 persen dari tahun lalu yang pada periode sama 2,3 juta. Puncak arus mudik Lebaran diperkirakan pada H-3 atau 27 Agustus 2011, sedangkan puncak arus balik H+3 atau 3 September 2011.
Primadona angkutan pemudik tetap KA. Moda angkutan umum itu akan mengangkut penumpang lebih dari 2 juta orang. Tahun ini PT KAI menyiapkan rangkaian kereta api reguler 198 KA dan 26 KA tambahan. Disiapkan 151 unit lokomotif, meliputi lokomotif dinas 129 unit dan cadangan 22 unit. Adapun armada KA yang disiapkan 1.378 unit.
Untuk mengantisipasi kekurangan kapasitas khusus KA, Kementerian Perhubungan akan menambah 28 rangkaian KA lagi. Jadi di luar 26 KA tambahan, PT KAI akan menyediakan 17 KA tambahan lagi untuk menghadapi angkutan Lebaran tahun ini. Itu berarti akan ada 11 rangkaian KA tambahan yang terdiri atas enam KA ekonomi, tiga KA bisnis, dan dua KA eksekutif. Penambahan itu berdasar hasil evaluasi Direktorat Jenderal Pekeretaapian dilihat dari segi sarana PT KAI. Kereta tambahan itu akan dioperasikan pada H-7.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga telah menyiapkan armada kapal 733 unit dengan kapasitas angkut 3,19 juta orang terhitung sejak H-15 sampai dengan H+15. Armada itu terdiri atas 133 unit kapal jarak jauh dan 600 unit kapal jarak dekat. Adapun PT Pelni menyediakan 26 unit.
Pengendalian angkutan laut difokuskan ke 52 pelabuhan, antara lain Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Mas, Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Terminal Penumpang Kapal Laut Bandarmasih Banjarmasin, dan Pontianak. Berdasar data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, pemudik yang akan mempergunakan transportasi laut tahun ini diperkirakan naik 1.050.721 orang atau meningkat 6 persen atau 59.475 orang. Itu dibandingkan realisasi tahun 2010 sebanyak 991.246 orang.
Khusus angkutan pemudik di Pelabuhan Merak-Bakauheni yang merupakan angkutan penyeberangan terbesar, termasuk saat angkutan Lebaran, PT Indonesia Ferry ASDP menyiapkan 38 kapal roll of roll (roro). Sebanyak 33 kapal memang beroperasi di Pelabuhan Merak, sedangkan sisanya kapal bantuan.
Selain mempersiapkan tambahan armada, ASDP sudah memperbaiki pelabuhan dan dermaga di Pelabuhan Merak. Dalam kondisi normal, ASDP Merak menyiapkan 23-24 kapal roro per hari. PT Indonesia Ferry ASDP memprediksikan puncak arus mudik terjadi pada H-3 dan H-2 Lebaran.
Puncak arus balik akan terjadi pada H+9 sampai dengan H+11. Untuk arus mudik 2011, PT Indonesia Ferry ASDP memprediksi kenaikan penumpang meningkat 5 persen, roda dua 11 persen, dan kendaraan kecil 14 persen. Di luar penyeberangan Merak-Bakauheni, kepadatan juga akan terjadi di tujuh penyeberangan utama, antara lain Merak-Bakahueni, Ujung-Kamal (Madura), dan Ketapang-Gilimanuk (Bali).
Berdasar data Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang dilaporkan ke Ditjen Perhubungan Darat, terjadi penurunan calon pemudik dengan bus. Penyebabnya antara lain makin banyak penyelenggaraan mudik bareng oleh perusahaan swasta. Hingga saat ini, sedikitnya sudah 14 perusahaan mengusulkan mudik bareng dengan 1.245 unit bus berdaya angkut 69.849 orang.
Pemerintah melihat secara keseluruhan pemudik dengan bus memang menurun, . Itu berbeda dari pengguna KA, angkutan laut, dan udara. Gejala itu disebabkan oleh perekonomian nasional yang membaik dan peningkatan daya beli masyarakat.
Tarif bus ekonomi pun telah diatur Kementerian Perhubungan, sedangkan tarif bus angkutan nonekonomi atau bus AC disesuaikan dengan harga pasar. Namun harga pasar itu dibatasi ketentuan per kilometer sesuai dengan tarif atas dan bawah. Wilayah satu mencakup Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat menggunakan ketentuan tarif bawah Rp 86/km dan tarif atas Rp 139/km, sedangkan wilayah dua mencakup Kalimantan dan Sulawesi tarif bawah Rp 95/km dan tarif atas Rp 154/km.
Empat terminal besar di Jakarta, yakni Terminal Pulogadung, Lebak Bulus, Kampung Rambutan, dan Kalideres, siap melayani arus mudik tahun ini, termasuk 11 terminal bantuan. Persiapan seperti posko mudik dan posko lain pun mulai disiapkan pada H-7.
Ditjen Perhubungan Udara menyebutkan, kapasitas tempat duduk angkutan udara yang tersedia untuk Lebaran 2011 (1432 H) sekitar 40 persen lebih besar daripada perkiraan penumpang yang bakal mudik dengan angkutan udara. Tahun 2010, pesawat yang tersedia 246 unit dengan kapasitas penumpang 3,49 juta. Tahun 2011, pesawat bertambah jadi 332 unit dengan kapasitas penumpang 4,17 juta.
Jadi jumlah pesawat meningkat 34,95 persen, sedangkan kapasitas tempat duduk meningkat 19,39 persen. Lebaran 2011, pemudik yang akan menggunakan angkutan udara diperkirakan 2,48 juta atau meningkat 15 persen dari tahun lalu yang hanya 2,16 juta.
Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti Singayudha Gumay menyatakan dengan melihat perbandingan kapaitas tempat duduk dan perkiraan jumlah penumpang mudik, seharusnya tak ada alasan penumpang tak terangkut. Selain rute-rute yang sudah diterbangi maskapai nasional, Lebaran kali ini empat maskapai nasional mengajukan penerbangan tambahan (extra flight) ke 14 rute dengan 176 frekuensi penerbangan. Keempat maskapai itu adalah PT Garuda Indonesia, PT Metro Batavia, PT Indonesia Air Asia, dan PT Express Air. Dari keempat maskapai itu, Garuda mengajukan paling banyak extra flight.
Extra flight penerbangan internasional juga diajukan dua maskapai penerbangan nasional, yaitu PT Garuda Indonesia dan PT Indonesia Air Asia, serta enam maskapai penerbangan asing, seperti Singapore Airlines, Cathay Pasific, dan Silk Air, untuk 10 rute penerbangan. Kesiapan maskapai-maskapai itu juga didukung bandara-bandara, termasuk di wilayah timur, berkait dengan penerbangan pada malam hari. Dirjen Perhubungan Udara menyatakan biasanya jadwal extra flight disesuaikan dengan jadwal buka-tutup bandara tujuan. Jadi bila ada penerbangan extra flight lebih malam dari jadwal tutup bandara, akan dibicarakan oleh maskapai dan pengelola bandara.
Menghadapi penyelenggaraan angkutan Lebaran 2011 ada enam hal pokok yang harus mendapat perhatian khusus. Itu berkait dengan kelancaran lalu lintas angkutan jalan raya sepanjang jalur pantai utara (pantura) dan pantai selatan. Beberapa permasalahan rutin terjadi selama musim mudik dari tahun ke tahun dan hingga kini masih sulit diurai. Misalnya, pasar tumpah di ruas jalan utama. Ada 88 pasar tumpah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Begitu pula kepadatan arus kendaraan roda dua alias sepeda motor yang sulit ditekan. Bahkan diperkirakan meningkat lebih dari 7 persen saat mudik nanti.
Untuk mengurangi kerawanan, khususnya menghindari kecelakaan bagi pemudik pengendara motor, pemerintah membuat program mengangkut mereka dengan KA. Sebab, naik KA mengurangi kecelekaan di jalan raya, mengurangi beban kemacetan di jalan, dan menghemat bahan bakar.
Selain itu, yang perlu mendapat perhatian adalah penyelesaian pembangunan jembatan di beberapa titik, antara lain di dryport kawasan Industri Cikarang, Subang, Brebes, Pati, dan Kendal. Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Moerjanto mengemukakan pekerjaan konstruksi selama musim mudik akan dihentikan dan dilanjutkan seusai Lebaran. Jadi arus lalu lintas bisa lancar dan mengurangi kemacetan.
Persoalan selanjutnya adalah perlintasan rel kereta yang berpotensi menimbulkan antrean panjang kendaraan, antara lain di Pejagan (Brebes), Cicalengka (Bandung), Sumpiuh (Banyumas), Karanganyar (Kebumen), dan Prupuk (Tegal).
Salah satu langkah mengantisipasi titik kemacetan antara lain seluruh dinas perhubungan diminta menggunakan teknologi informasi, seperti di pasar tumpah dan perlintasan KA. Tahun lalu, kamera CCTV terpasang di 120 titik kemacetan dan terminal bus, terminal kereta api, pelabuhan laut, dan pelabuhan udara di seluruh Indonesia. Melalui teknologi CCTV, informasi dan data langsung dari lapangan bisa diperoleh. Contohnya, antrean panjang di penyeberangan Merak-Bakauheni seharusnya bisa diantisipasi.
Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, menyatakan persoalan angkutan Lebaran selalu bermasalah. Sebab, pelayanan moda transportasi tak pernah dirancang bagi kondisi puncak. (Budi Nugraha-51)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/08/155414/
0 komentar:
Posting Komentar