Kecerdikan pemerintah Desa Ujungrusi dalam menangkap potensi anak muda desa dalam berkesenian patut diacungi jempol. Langkah memberi wadah kreatifitas pada anak muda untuk menghindari perbuatan yang menjurus pada kegiatan amoral ditempuh dengan menggelontorkan dana, untuk mendukung peralatan berkesenian. Lantas?
LAPORAN : HERMAS PURWADI
GAGASAN yang tercuat di tahun 2008 itu muncul dari Kades Ujungrusi, Miftahuddin SHI. Dia berharap potensi anak muda desa yang belum terserap di dunia kerja tidak tergerus dalam pergaulan bebas yang justru memperburuk citra desanya. "Saat itu kami sengaja mengalokasikan dana untuk mendukung keberadaan alat musik angklung dari Alokasi Dana Desa (ADD). Harapan kami dengan keberadaan alat musik itu bisa memacu potensi pemuda desa untuk mengasah dan mengembangkan bakat berkesenian," cetusnya. Dengan ketersediaan alat itulah menjadi momentum berdirinya kelompok angklung Palung Caraka.
Dibawah tempaan pelatih yang saat itu didatangkan langsung dari Purwokerto grup angklung ini mulai mengepakkan sayapnya selama kurun waktu dua tahun. "Hingga akhirnya mereka mampu membeli peralatan sendiri, dan mengembalikan peralatan yang sempat kami sediakan. Alat musik itupun akhirnya kami berikan pada kelompok musik angklung generasi kedua yang diberi nama Rengganis. Dimana Rengganis itu sebutan untuk para pemusik yang rata- rata anak muda berkulit ireng, gagah, dan manis," celotehnya.
Kedua grup inipun kini sering berkolaburasi dan menjadi icon aset budaya Desa Ujungrusi, selain 'Terbang Jawa' yang telah kondang sebelumnya dengan prestasi juara I tingkat Kabupaten Tegal.
Terpisah pimpinan grup angklung Rengganis Sairin mengakui saat ini grupnya dipunggawai 30 pemusik sama dengan grup seniornya Palung Caraka yang dipandegani Sugeng. "Alhamdullilah jam terbang kami sudah sampai di ibukota Jakarta. Dan kami juga sering menerima undangan tampil diacara hajatan, baik perorangan maupun instansi, hingga mengoptimalkan ajang pengenalan diri di pawai ta'aruf," cetusnya.
Soal tarif keduanya mengaku mematok kisaran angka Rp 500.000 hingga Rp 700.000. Keduanya mengaku intensitas latihan mengalami peningkatan bila menjelang tampil dimuka publik. Dimana dalam seminggu bisa sampai 2 hingga 3 kali latihan. Sementara diluar jadwal manggung latihan yang terbagi didua tempat RT 14 untuk Rengganis dan RT 19 untuk Palung Caraka itu berlangsung sekali dalam sepekannya. Miftahuddin SHI sendiri mengaku dalam RPJM Des lima tahun kedepan pihaknya juga telah mengagendakan upaya pembinaan lebih intens pada kalangan muda desa untuk peningkatan nilai budaya lewat berkesenian. ( *)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar