KRAMAT - Jutaan ekor binatang kepinding tanah atau biasa dikenal "Lembing", sudah dua malam ini menyerang pemukiman warga Kecamatan Kramat. Munculnya binatang itu, seusai hujan lebat yang disertai angin kencang pada Minggu (16/10) lalu. Meski tidak membahayakan, namun binatang sebesar biji semangka dan berwarna coklat tua itu, sangat meresahkan. Aktifitas warga terhambat terutama pada malam hari. Sebab, binatang tersebut hanya muncul pada malam hari dan berkerumun di bawah cahaya lampu.
"Jumlahnya mencapai jutaan ekor. Dan baunya sangat menyengat," tutur Sekretaris Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat Karpadi, Rabu (19/10). Menurut dia, kepinding tanah lebih cenderung berkerumun di bawah temaram cahaya lampu. Karena itulah, tak heran jika malam hari, warganya serentak mematikan lampunya masing masing. Meski demikian, ironisnya binatang tersebut tetap muncul juga. Selain di Desa Kepunduhan, binatang kecil itu juga menyerang beberapa tetangga desanya. Seperti Desa Kertaharja, Bangun Galih, Kertayasa, Kemuning dan desa lainnya yang berada di Kecamatan Kramat ini.
"Guna mengantisipasinya, lampu rumah warga dimatikan setiap malam," ujarnya.
Kaur Keuangan Desa Bangun Galih, Slamet, mengatakan, meski binatang itu sangat mengganggu, untungnya tidak memakan korban jiwa. Sejauh ini, kepinding tanah hanya mengeluarkan bau menyengat dan jika menempel pada tubuh manusia, maka akan terasa gatal.
"Kalau siang tidak ada. Walaupun ada, paling hanya sisa-sisa semalem," imbuhnya.
Langkah untuk membasmi binatang tersebut, kata Slamet, pemerintah desa belum ada upaya. Selama ini hanya dikumpulkan dan dibakar atau disiram dengan menggunakan air panas. Namun demikian, pihaknya sangat berharap, dinas terkait memberikan obat pembasmi. Sehingga, warganya dapat terbebas dari binatang kecil yang sangat mengganggu itu.
"Warga kami belum ada yang keracunan atau terserang penyakit akibat gigitan binatang Kepinding tanah. Tetapi alangkah baiknya, dinas segera membasmi binatang itu," pintanya.
Kepala Desa Kertaharja, Wanjat, mengatakan hal senada. Menurut dia, binatang sawah itu biasanya muncul ketika pasca panen. Namun anehnya, meskipun belum musim tanam, binatang tersebut sudah keluar. Pada tahun-tahun sebelumnya, binatang itu memang kerap muncul. Tetapi jumlahnya tidak sebanyak pada tahun ini.
"Tahun ini tidak umum jumlahnya. Di setiap rumah yang ada lampunya, pasti dikerumuni binatang kecil itu," ujarnya. Pengamat Hama Penyakit (PHP) Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah yang saat ini di tempatkan di Kecamatan Kramat, Sobirin menegaskan, kepinding tanah merupakan hewan yang tidak berbahaya. Munculnya binatang itu, biasanya seiring dengan munculnya bulan purnama. Menurutnya, kepinding tanah lebih tertarik bila ada cahaya lampu.
"Kalau ingin membasmi, gunakanlah insektisida saja. Namanya Baycard. Biasanya langsung mati jika sudah disemprot obat itu," jelasnya. Hasil dari surveinya selama musim ini, dia menjelaskan, kerusakan padi yang diserang kepinding tanah hanya 5 sampai 10 persen dari luas lahan pertanian di wilayahnya. Meski menyerang bawang, tetapi jumlahnya tidak banyak. "Seringnya menyerang padi," ujarnya.
Upaya membasmi kepinding tanah yang menyerang pemukiman warga di wilayah kerja, pihaknya belum berani menjanjikan bantuan. Menurut dia, terkait bantuan, harus dibicarakan lebih dulu dengan dinasnya. (yer)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar