HUJAN yang mengguyur Slawi pada Kamis (5/4) malam, tidak menyurutkan semangat jajaran Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sosial (PKS) yang hendak mengikuti Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit). Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Imam Syafi’I Slawi itu, diikuti sekitar 45 kader PKS.
Hadir pada kesempatan itu, Ust Umar Syamsi Lc, Ketua Bidang Kaderisasi DPD PKS Kabupaten Tegal, serta Habib Junaedi dan Ghusni Darojatun MPd.
Dalam tausiyahnya, Ghusni menjelaskan tentang internalisasi nilai-nilai Al Qur’an menjadi sebuah kebutuhan, tidak hanya pencitraan.
“Kader PKS memang terkenal jujur, lurus, seharusnya tidak hanya cukup sampai disitu,” ujarnya.
Hal itu, lanjutnya, bisa mengambil inspirasi sejarah sahabat Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan Islam. Beberapa sahabat telah memiliki pencitraan diri yang baik di masyarakat saat itu, dan Islam hadir memberikan warna tersendiri. Pasalnya, sahabat Rosul tidak hanya membentuk citra baik untuk diri sendiri saja, tetapi juga Islam mengajarkan kaum Muslimin untuk memberikan dan menyebarkan kebaikan bagi orang di sekitarnya.
Senada dengan tausiyah sebelumnya, Ust Amar Syamsi Lc, mengatakan, isu yang berkembang tentang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam kacamata PKS adalah sebuah permasalahan yang harus dipecahkan bersama. Karena, kenaikan BBM akan memberatkan masyarakat. Menurutnya, sebagai kader dakwah, kader-kader PKS wajib menjadi penggerak untuk memberikan solusi dan tetap menyuarakan perbaikan ke pemerintah.
“Ini adalah upaya menyuarakan dan mengajak kebaikan bagi masyarakat, apapun resiko yang menghadang di masa yang akan datang,” tegasnya.
Menurutnya, sikap politik PKS dalam menentang kebijakan pemerintah dalam kenaikan BBM, menuai reaksi dari berbagai kalangan. “Seperti disampaikan Wakil Sekjen DPP PKS, Mahfudz Siddiq, di Jakarta, menyayangkan sikap yang ditunjukkan Setgab yang meributkan masalah nasib koalisi (status fraksi PKS di dalam Kabinet Pemerintahan SBY, Red) daripada memikirkan nasib masyarakat,” tambahnya.
"Menurut Mahfudz, isu Setgab yang mengeluarkan PKS dari koalisi adalah isu elit dan tidak penting buat rakyat. Isu besar pemerintah, seharusnya fokus mengatasi ketidakpastian yang menghantui rakyat kecil yaitu apakah BBM akan naik, kapan, dan berapa kenaikannya," tegasnya.
Pemerintah harusnya fokus menjawab persoalan harga kebutuhan pokok yang sudah terlanjur naik. Padahal, rencana menaikkan harga BBM bersubsidi batal dilakukan per 1 April lalu. Bagaimana pemerintah bisa menurunkan harga kebutuhan dasar masyarakat. Ini yang dibutuhkan rakyat dari pemerintah. Setgab jangan membuat sibuk masyarakat dengan isu koalisi. Turunkan harga-harga sekarang, karena itulah keinginan masyarakat. (laela nurchayati)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/DPD-PKS-Kabupaten-Tegal-Gelar-Mabit.html
0 komentar:
Posting Komentar