Selasa, 06 September 2011

Komunitas Rebana Modern Nurul Madaris

PEPATAH bilang pengalaman adalah guru yang baik. Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman. Dan tentunya pengalaman yang baik adalah pengalaman menjadi guru. Berangkat dari pepatah itulah mematik beberapa guru yang tergabung dalam UPTD Dikpora Adiwerna terus menggali potensi lewat kesenian.
Bentuk kesenian syiar Islam pun dipilih sebagai wahana  mengasah potensi para guru tersebut untuk terus berkarya disela-sela aktifitas mengajar. Adalah terbang atau rebana modern 'Nurul Madaris'. Komunitas yang didirikan sejak tahun 2005 itu dalam perjalanan waktunya terus ditunggu kehadirannya disela hajatan baik dilingkup instansi pemerintah maupun khalayak umum.
Ketua terbang rebana modern Nurul Madaris, Rustijo yang juga mantan Kasek SDN Kedung Sukun 02 bilang, Nurul Madaris adalah sebuah nama yang mengandung makna cukup mendalam.  "Arti harafiah dari Nurul Madaris adalah cahaya para pendidik atau guru. Awalnya kita mencoba mengakomodir rekan-rekan yang punya bakat dan potensi di bidang seni rebana. Setelah terkumpul kesepakatan membuat grup pun bisa diwujudkan tanpa kendala yang berarti," ujarnya disela- sela tampil dalam gelaran Halal Bihalal Dindikpora kemarin.
Menyadari kesibukan yang diemban masing-masing personilnya yang banyak menghabiskan waktu untuk mengajar anak-anak bangsa, pola latihan pun dilogikakan seefisien mungkin dengan sekali latihan dalam sebulan.
Saat ini 15 punggawa rebana modern Nurul Madaris dengan tiga biduanita yang juga berprofesi sebagai pendidik itu sedang meraup berkah dengan banyaknya ritual hajatan semacam halal bihalal dan nikahan serta khitanan dibulan syawal.  "Dalam sebulan kedepan kami bisa lima kali manggung. Dan untuk tarif sendiri kami juga melihat siapa yang mengundang. Kalau ditataran dinas kami patok harga Rp 1 juta. Dan untuk kalangan umum dikisaran 1,5 juta hingga Rp 2 juta tergantung permintaan berapa biduawita yang hendak ditampilkan," terangnya. Diakuinya, untuk mendukung peralatan seperti terbang, orgen, gitar electrik, hingga sound sistem semuanya terpenuhi dari hasil patungan para anggota. Namun tak ditampiknya UPTD Dikpora Adiwerna juga sedikit banyak memberi sokongan terhadap kekurangan dana untuk pengadaan alat.  "Hingga sekarang personil yang ada belum pernah bongkar pasang. Memang ada pemikiran untuk melakukan regenerasi. Namun kami tidak akan melakukan pemaksaan, mengingat dalam berkesenian harus berangkat dari panggilan jiwa masing-masing individu," cetusnya.
Tak pelak penampilan sempurna rebana modern Nurul Madaris membuat decak kagum ribuan guru yang tergabung dalam PGRI dan seluruh karyawan Dindikpora diacara halal bihalal tersebut.
Plt Kadindikpora Drs Edy Pramono MSi pun mengaku bangga dengan adanya kelompok rebana modern yang digawangi para pendidik tersebut. Dia pun berharap apa yang telah ada di UPTD Dikpora Adiwerna ini bisa memberi inspirasi UPTD Dikpora lainnya dalam menggali potensi yang ada pada individu pendidik.  "Ini adalah salah satu aset kita yang perlu ditumbuh kembangkan dan ditiru insan pendidik lainnya yang ada di Kabupaten Tegal. Paling tidak ada kebanggaan tersendiri bagi kalangan pendidik bila punya keahlian lain yang bisa dibanggakan, dan menjadi sumber pendapatan tambahan diluar jam mengajar dengan cara halal," ujarnya.
Hal senada juga dilontarkan kepala UPTD Dikpora Adiwerna, Drs Mahdi  Wiyono yang mengaku keberadaan rebana modern Nurul Madaris selama ini menjadi nilai plus bagi jajarannya ditengah dinamika menjalani dunia pendidikan. Diakuinya rebana modern ini juga bermarkas di kantor UPTD Dikpora Adiwerna sebagai media memudahkan para awak untuk berkoordinasi dan berlatih sebelum tampil secara maksimal dalam setiap kesempatan. (hermas purwadi).
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar