Senin, 05 September 2011

Pantura Lancar Selatan Merayap

BREBES- Arus balik Lebaran mencapai puncaknya, Minggu (4/9). Di jalur pantai utara (pantura), arus lalu lintas padat, namun lancar. Sementara di jalur selatan, ribuan kendaraan bergerak merayap.
Berdasarkan pantauan di jalur pantura Brebes, semalam, volume kendaraan pemudik yang menuju Jakarta dan Jawa Barat meningkat dua kali lipat dibanding hari sebelumnya.
Meski padat, arus lalu lintas relatif lancar. Kepadatan kendaraan terjadi di beberapa titik dan tidak menyebabkan antrean panjang, misalnya di ruas Kota Brebes dan simpang tiga Pejagan. Di Kota Brebes,  kepadatan terjadi di sekitar Pasar Induk hingga pusat oleh-oleh telur asin di Desa Pebatan dan Pesantunan, Kecamatan Wanasari.
Di titik itu, polisi menerapkan pola tiga satu, yakni tiga lajur untuk kendaraan ke arah Jakarta dan satu lajur untuk arah sebaliknya. Dengan demikian, kepadatan terurai. Antrean di Kota Brebes terjadi akibat banyaknya kendaraan pemudik yang mampir untuk membeli oleh-oleh. Adapun di simpang tiga Pejagan relatif lancar.
Kondisi tersebut jauh berbeda dibanding Minggu pagi dan siang. Hampir seluruh ruas di jalur pantura Brebes padat, bahkan terjadi antrean panjang kendaraan pemudik di lima titik. Antrean terparah terjadi di dalam Kota Brebes dan simpang tiga Pejagan.
Bahkan, di simpang tiga Pejagan antrean mengular hingga sekitar 8 kilometer. Itu terjadi karena pertigaan tersebut merupakan titik persimpangan antara kendaraan yang akan melalui tol Kanci-Pejagan dan kendaraan dari jalur pantura. Hal itu diperparah dengan adanya perlintasan kereta api.
Kapolres Brebes AKBP Kif Aminanto mengatakan, pada H+4 Lebaran, kemarin, tercatat 166.798 kendaraan pemudik keluar Jateng melalui Brebes. Kebanyakan di antaranya sepeda motor, yakni  54.803 unit.
“Hari ini (kemarin-Red) merupakan puncak arus balik di jalur pantura Brebes,” katanya saat ditemui di exit tol Pejagan.
Data Pos Pam Perbatasan Jateng dan Jabar di Cisanggarung, Kecamatan Losari, serta Pos Pam Exit Tol Pejagan menyebutkan, pada H+3 tercatat 78.914 kendaraan pemudik yang keluar Jateng. Berarti, volume kendaraan naik dua kali lipat lebih.
Selama arus mudik dan balik Lebaran, jelas Kif, di pantura Brebes terjadi 15 kecelakaan lalu lintas. Akibatnya, enam orang meninggal dunia, tujuh orang luka berat, dan 18 orang luka ringan.
“Total kerugian materi mencapai Rp 14 juta,” terangnya.
Sementara itu di jalur selatan Jateng, arus kendaraan juga padat merayap. Bahkan di Ajibarang, Banyumas
terjadi kemacetan, terutama saat pagi dan siang hari. Minggu petang, arus relatif lebih lancar, meski masih padat. Sejak Sabtu (3/9) malam, volume kendaraan terus meningkat.
Kepadatan terlihat mulai pertigaan utama Ajibarang dan jalan lingkar Ajibarang menuju arah Brebes. Kepala Pospam Ajibarang, AKP Agus Bowo Astoto mengatakan, dibandingkan Sabtu (3/9) malam, arus balik dari arah Purwokerto dan Jogja yang melalui jalur Ajibarang lebih lancar, meski terbilang masih padat.
“Hari ini lebih lancar dibandingkan dengan kemarin (3/9). Mungkin karena puncak arus balik sudah terjadi semalam (Sabtu malam-Red),” jelas Agus.
Ia menambahkan, jika kemacetan lalu lintas terjadi lagi di Ajibarang, maka arus kendaraan dari arah Purwokerto dan Yogyakarta akan dialihkan ke jalur selatan yang mengarah ke Bandung.
Wakil Kapospam Pekuncen, Ipda Mujono yang memantau perkembangan arus balik di perbatasan Brebes-Banyumas menyebutkan, tersendatnya arus balik di Banyumas disebabkan kepadatan lalu lintas di sejumlah ruas jalan, yaitu perlintasan kereta api Paguyangan, jalan lingkar Bumiayu, Brebes, dan di pintu masuk lokasi wisata Kaligua dan Waduk Penjalin, Brebes.
“Kami melarang pemudik menyalip, karena dapat menambah ketersendatan arus lalu lintas. Meski padat merayap, namun hingga saat ini masih aman dan tidak ada kecelakaan,” jelas Mujono.
Berdasarkan pantauan Suara Merdeka, sejak Minggu pagi hingga petang arus balik masih didominasi kendaraan pribadi.
54 Tewas
Kecelakaan selama arus balik di seluruh Jawa Tengah meningkat dua kali lipat dibanding selama arus mudik. Hingga H+4, Minggu (4/9), terjadi 753 kecelakaan yang mengakibatkan 54 orang meninggal, 151 luka berat, dan 912 luka ringan. Selama arus mudik, yakni H-7 hingga H-3 Lebaran, terjadi 327 kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 29 orang meninggal, 62 luka berat, dan 413 luka ringan.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Jateng Kombes Djihartono mengungkapkan, data tersebut dihimpun dari seluruh polres hingga Minggu pukul 12.00. Total kerugian materi akibat kecelakaan sejak H-7 (23 Agustus) hingga H+4 (4 September) mencapai Rp 1,9 miliar.
Jumlah kecelakaan, korban meninggal, serta kerugian materi tersebut melonjak dibandingkan arus mudik dan balik tahun 2010. Hingga H+4 Lebaran tahun lalu, angka kecelakaan 184 kasus. Dari jumlah itu, tercatat 28 orang meninggal dunia, 49 orang luka berat, dan 168 orang luka ringan dengan total kerugian materi Rp 322,5 juta. Sementara itu, pada 2009 tercatat 72 orang meninggal dunia, 65 luka berat, dan 372 luka ringan, dengan kerugian materii Rp 442 juta.
Khusus di Kota Semarang, sejak H-7 hingga H+3 (23 Agustus-3 September), terjadi 17 kecelakaan.
Menurut Kepala Pospam Satlantas Polrestabes Semarang, AKP Baihaqi, peristiwa itu menyebabkan dua orang meninggal dunia, 20 luka-luka berat ataupun ringan, serta menimbulkan kerugian materi Rp 57,2 juta.
Jumlah itu meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Pada Lebaran 2010 terjadi delapan kecelakaan dengan satu korban meninggal dan 19 luka-luka serta kerugian materi Rp 7,5 juta. (H38,sus,H68,J12-59)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/09/05/158081/

0 komentar:

Posting Komentar