Senin, 16 Januari 2012

Bikin Mobil Itu Nggak Gampang

Jantung Mirzandi Romadlon (17) berdesir kencang. Itu setelah Pak Bambang Wijanarko, Koordinator Perakitan, menyatakan proyek rakit perdana truk mini di SMK 1 Semarang dinyatakan kelar. Hasilnya pun dinilai cukup laik jalan, en kini tinggal nunggu izinnya saja.
Cowok yang akrab disapa Zandi tersebut patut girang, karena jadi bagian tim rakit proyek ''bikin mobil'' nasional di SMK yang terletak di Jalan Dr Cipto itu. Dari beberapa siswa yang diberi kesempatan, Zandi adalah seorang di antaranya.
Menurut Pak Bambang, meski nggak banyak omong, otak dan tangan Zandi cukup ngasih bukti kualitas dia. Maka, memasukkan Zandi sebagai bagian dari tim memang sudah cukup pas.
Selain Zandi, juga ada Dimas, Amiq, Fontan, Alwan, dan beberapa siswa lain yang dilibatkan langsung dalam proses merakit sejak awal hingga selesai. ''Mereka adalah 'teknikus' khusus dari para siswa kelas XII lain yang dapat giliran secara bergantian,'' beber guru yang selalu tampak ramah tersebut.
Dalam perakitan truk mini pertama dari rencana 12 unit, sekolah kejuruan yang ngambil konsentrasi di bidang teknik otomotif itu memang melibatkan siswa-siswanya sebagai tenaga rakit. Jadi, teman-teman kita, kayak Zandi, nggak lagi sekadar berkutat sama mobil yang sudah ada lalu diservis atau dibongkar-pasang seperti tahun-tahun sebelumnya. Kini mereka jadi punya kesempatan bikin mobil-mobil itu. Hm, asyik kan?
''Tentu saja!'' komentar Zandi singkat. ''Alasan saya masuk SMK otomotif memang pengin suatu saat bisa bikin kendaraan sendiri, entah itu sepeda motor atau mobil. Produksi lokal deh, pokoknya!'' imbuh cowok murah senyum itu.
Ya, memang kayak mimpi jadi kenyataan saja! Cuman, buat mimpinya tersebut, Zandi agaknya masih bakal nempuh jalan yang lumayan terjal. Ia tahu betul hal itu. Yang menguatkan mimpinya cuma satu: paling nggak jalannya sudah ada! Zandi kini tinggal bikin jalan tersebut jadi lebih mulus saja.
Proses
Harusnya memang begitulah suatu proses! Jalan cerita adalah yang paling utama. Ending adalah nomor sekian. Itulah yang diajarkan di SMK 1 sejauh ini, seperti ditegaskan Pak Kepala Sekolah, M Sudarmanto. Nggak ada yang sia-sia kalau para siswa ngerjain dengan penuh kesungguhan dan menikmati proses. Bahkan, berdasarkan pengalaman beliau, siswa yang berhasil di SMK-nya juga lebih didominasi mereka yang matang secara proses.
Sebelum proyek truk mini, SMK 1 Semarang juga pernah bikin proyek perakitan sepeda motor sebanyak 25 unit tahun 2009 lalu. Motor bernama ''Aoriga SMK'' itu langsung laku keras. Peminatnya baru kalangan sekolah saja sih. Tapi, lumayanlah. Paling nggak, kualitasnya cukup bersaing dengan motor jenis bebek merek lain.
Kini Aoriga menyisakan sembilan unit. Terakhir, tiga unit dibeli DPRD Kota Semarang buat kendaraan operasional kantor mereka. Pak Kepsek optimistis, kesuksesan serupa bakal berlanjut ke ''si adik'' yang sampai sekarang belum punya nama.
Mendengar jalur positif yang digaungkan Pak Kepsek, hati Dimas Aji Putra Pamungkas (17) sedikit lebih lega. Berperan sebagaimana Zandi cukup membuat Dimas merasa ikut bertanggung jawab sama hasil akhir proyek itu.
Sebagai perakit, cowok hitam manis tersebut bakal ikut  merasa bersalah kalau hasilnya nggak memuaskan. ''Meski perannya mungkin dinilai nggak terlalu banyak, paling nggak kami adalah bagian di situ. Jadi, kalau ada kesalahan, saya juga kudu ikut bertanggung jawab,'' tegas Dimas.
Bagian tersulit dalam perakitan, seperti dituturkan Dimas, adalah kelistrikan. Biarpun sudah ada pengawas, buku panduan, en teman-teman setim yang siap bahu-membahu, tetap saja nggak gampang. Ada berjibun kabel yang kudu dipasang, banyak sirkuit yang harus diikuti, en kelistrikan-kelistrikan rumit yang ternyata jauh lebih sulit dipraktekin ketimbang pas teori.
Nggak jarang kerumitan itu lalu berimbas pada konflik kecil antarteman satu tim. Misal ada satu teman yang salah pasang, terus diingetin, tapi terus bersikeras. Tapi konflik itu nggak pernah berujung ricuh kok, Teman. Selalu ada musyawarah. Jalan keluar paling gampang ya lihat buku panduan. Kalau tetap nggak ada titik temu, baru ke pengawas.
Hm, ternyata bikin mobil nggak segampang beritanya, ya? Sukses deh! Doain semoga penghargaan yang mereka dapat nanti setimpal yuk, Teman! (62)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/01/17/173964/Bikin-Mobil-Itu-Nggak-Gampang

0 komentar:

Posting Komentar