Selasa, 17 Januari 2012

Ratusan Kantong Darah Rusak

SLAWI - Ratusan kantong darah di tahun 2011, pada Unit Donor Darah (UDD) rusak. Kerusakan bukan karena kedaluarsa (ekspaet), melainkan darah dari pendonor terinfeksi penyakit. Empat jenis penyakit yang sering membuat rusaknya darah yaitu, terinveksi Hepatitis B, Hepatitis C, Penyakit Kelamin Sphylist dan terinveksi HIV. Terbanyak dari jumlah darah dalam kantong rusak akibat terinveksi penyakit Hepatitis B.  Hal itu diungkapkan oleh Kepala UDD dr Sumaryati melalui Bagian Administrasi UDD Kabupaten Tegal, Trio Restu Aji, kemarin di kantornya. Menurutnya, Darah saat didapat dari pendonor sudah terinfeksi.
 Dikatakan Trio RA, setiap tahunnya, sekitar 6000 kantong darah didapat oleh UDD dari pendonor sukarela. Baik dari pelajar, pegawai dan PNS serta donor pengganti dari keluarga pasien yang membutuhkan darah. Sedang jumlah pendonor sukarela seperti yang terdata di UDD Kabupaten Tegal, jumlahnya sekitar 1000 pendonor sukarela.
 Menurut dia, kebutuhan darah untuk memenuhi bank darah yang berada di rumah sakit (RS) di Kabupaten Tegal, setiap harinya sebanyak 70 kantong. Namun sampai saat ini UDD masih mampu memenuhi kebutuhan bank darah di RS yang ada. Sedang untuk biaya administrasi bagi setiap pasien yang membutuhkan darah, satu kantongnya sebesar Rp 250 ribu.
 Sedang, untuk keluarga pasien yang membutuhkan darah dari bank darah di RS, dikenakan biaya adminitrasi sebesar Rp 250 ribu sebagai biaya pengnati. Itu sesuai dengan aturan yang ada yaitu SK Dinkes Jateng Nomor: 468/4621/5.2 Tanggal 1 September 2009, tentang besaran biaya penggan satu kantong darah.
 Sementara kata Trio RA, kekurangan yang sampai kini belum dimiliki oleh UDD Kabupaten Tegal adalah, belum memilikinya alat proses darah untuk trombosit. Kondisi itu masih dilakukan pada UDD kota lain seperti Kota Tegal dan Cirebon . “Itu bukan kewenangan kami, namun sepertinya sudah pernah diusulkan namun belum ada realisasi,” pungkasnya.
Sementara itu, Heri Purwanto (32) warga Pangkah berharap agar Unit Donor Darah secara rutin menyampaikan temuannya pada masyarakat. Supaya masyarakat yang sedang membutuhkan darah menjadi tahu, mana darah yang layak dan tidak. Sehingga, masyarakat akan lebih berhati-hati menggunakan darah orang lain. Karena bagaimana pun, dipastikan ada efek samping dari penggunaan darah dari pendonor yang terkena penyakit.  (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Ratusan-Kantong-Darah-Rusak.html

0 komentar:

Posting Komentar