Rabu, 14 Desember 2011

Dari Pemutaran Film Dokumenter Peristiwa Bom Bali

Peristiwa Bom Bali beberapa tahun lalu telah di buatkan film dokumenter oleh salah seorang sutradara, DR Nurhuda Ismail. Ini telah diputar di Aula SMA-SMK Wahid Hasyim Talang dengan maksud memberikan makna Jihad untuk mengantisipasi Teroris di Indonesai. Bagaimana Kegiatannya?

LAPORAN : M FATKHUROHMAN
SALAH satu cara untuk mengantisipasi terhadap teroris di Indonesia, SMK-SMA NU 01 Wahid Hasyim Talang, Tegal, melakukan pemutaran film dokumenter peristiwa bom bali, kemarin.
Pemutaran Film dokumenter yang diputar di aula sekolah tersebut, dengan ditonton ratusan siswa dan beberapa badan otonom NU berdurasi sekitar 90 menit. Selanjutnya dilakukan diskusi bersama penulis dan sutradara film dokumenter yang juga ketua yayasan prasasti perdamaian, DR Nurhuda Isma’il, dengan didampingi ketua LDNU PCNU Kabupaten Tegal, Misbakhul Mundzir SAg, dan Ketua LESBUMI PCNU Kabupaten Tegal, Moh. Mi’roj Adhika AS.
Dalam pemutaran film dan diskusi tersebut, peserta banyak yang tercengang terutama saat mendengar alasan para pelaku pemboman hotel di Bali. Hal ini karena alasan tentang jihad antara kelompok teroris dengan kelompok lain meski dalam ayat qur’an yang sama tetapi pemahaman yang berbeda.
Menurut DR Nurhuda Isma’il, dalam alasan membuat dan keliling pemutaran film kasus bom Bali ini adalah untuk memberikan penjelasan terhadap masyarakat tentang sebenarnya jihad menurut Islam.  “Kita menayangkan alasan pelaku pengeboman hotel di Bali dan tempat-tempat lain. Dasar ayat yang menjadi alasan pelaku pemboman tersebut, dengan kelompok lain dalam memaknai dasar ayat yang dijadikan dasar pelaku pengeboman. Ada ayat yang sama, tetapi aplikasi dan memaknainya berbeda,” kata Huda.
Dikatakannya, keyakinan mereka dalam berjihad itu baik, tetapi harus diluruskan dalam memaknai jihad dalam al-qur’an. Jihad itu bukan  pengrusakan, bahkan membunuh sesama muslim, karena itu bukan yang dikehendaki Qur’an. Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. “Kalau kita diamati, mereka yang melakukan pem-bom-an bukan orang bodoh, juga bukan orang miskin. Mereka hanya salah menafsirkan makna jihad dan kemudian mereka membentuk kelompok-kelompok dengan pemahaman yang sama,” tegasnya.
Ia menghimbau para orangtua guru dan tokoh masyarakat untuk lebih waspada. Pemahaman ajaran Islam yang benar, ajaran ahlusunah waljamaah ini bisa menangkal mereka. Maksudnya kalau sudah memahami tentang Islam yang benar dan haq tidak mungkin terpengaruh oleh doktrin mereka.
Ketua LDNU Kabupaten Tegal, Misbakhul Mundzir SAg, dalam pemaparannya mengatakan, bahwa mengamati film dokumenter tersebut sangat menarik, terutama penyalah artian terhadap perintah jihad dalam Al-Qur’an.
Ia menjelaskan, ayat dalam al-qu’ran ini biasanya perintah Allah terhadap Rosulullah Muhammad SAW. Tetapi belum pernah Rosulullah dalam menyebarkan dakwahnya melalui jihad membunuh orang kafir yang tidak memerangi. Apalagi dengan pengrusakan bangunan orang kafir sampai bangunan orang umum yang disitu juga banyak umat islamnya. Yang lebih parah, lanjut Misbah, orang islam menganggap jihad dengan melakukan mengeboman di masjid. Dimana umat islam sendiri lagi melakukan sholat.
“Mereka banyak salah tafsir terhadap ayat al-qur’an yang menyatakan jihad,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Ketua Lesbumi, Mikroj Andika mengatakan, bahwa pemutaran film peristiwa bom Bali itu perlu di sosialisasikan ke masyarakat terutama pelajar dan mahasiswa agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh doktrin yang salah.  “Pemutaran film dokumenter peristiwa bom Bali serta diskusi tentang pemahaman makna Jihad di dalam Islam kepada para pelajar, mahasiswa juga tokoh agama dan masyarakat itu sangat penting. Untuk menjelaskan secara tuntas tentang pemahaman Jihad. Karena yang paling gampang di provokasi adalah mereka kader-kader muda yang masih energik namun pengetahuan agama dangkal,” ujarnya.  (*)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar