Minggu, 22 April 2012

Bagi FPKB PPDI PNS Harga Mati

SLAWI - Setekah FPKB DPR-RI berhasil memperjuangkan sekretaris desa (Sekdes) menjadi PNS, kini Paguyuban Perangkat Desa Indonesia (PPDI), tengah digadang kearah itu. Bahkan FPKB bersikap, jika PPDI PNS adalah harga mati. Mumpung masih pembahasan di tingkat DPR-RI, FPKB bakal berupaya maksimal agar keinginannya mengantar PPDI terwujud.  Apalagi, saat ini sudah saatnya desa menjadi kelurahan, seiring perkembangan era.
Bahkan desa sebagai ujung tombak melayani masyarakat ditingkat paling bawah, harus mendapat perhatian serius oleh pemerintah. Diprediksi gaji untuk PPDI sebesar Rp 12 Triliun, menurutnya, pemerintah masih memiliki anggaran untuk gaji PPDI tersebut. Sangat pantas jika FPKB tetap konsisten memperjuangkan PPDI jadi PNS.  “Mensitir temuan Kwik Kian Gie, jika setiap tahun anggaran APBN diduga dikorup Rp 300 Triliun sampai Rp 400 Triliun, angka Rp 12 Triliun sangat kecil,” ujar anggota Komisi III DPR-RI asal FPKB yang berangkat dari Dapil IX, H Bachrudin Nasori SSI MM, kemarin saat resesnya di Slawi.
 Apapun konsekuensinya, FPKB tetap bersikukuh, jika memperjuangkan PPDI menjadi PNS, tetap konsekuen dan eksis. Untuk itu, pihaknya meminta dukungan dari seluruh fraksi yang ada agar mampu mendorong PPDI tersebut. Meski saat ini masih tahap pembahasan dan fraksi lain belum mendukung, namun FPKB tidak surut dan terus mendukung PPDI.  Apalagi dirinya mengetahui persis, bagaimana perjuangan perangkat desa dalam memberikan layanan terhadap masyarakat. Kepatutan itulah yang membuat FPKB serius dalam mendukung PPDI menjadi PNS.  “Apapun yang terjadi dalam pembahasan ditingkat DPR-RI, FPKB tetap konsisten,” ujar Bachrudin.
 BERSAMA NU
 Disisi lain, H Bacrudin Nasori SSI MM, dalam resesnya menegaskan, jika PKB yang dilahirkan NU, jangan sekali-kali ingkar terhadap organisasi itu. Karena jika hal itu terjadi maka matilah PKB. Untuk itu pihaknya berpesan kepada seluruh kader PKB mulai dari tingkat pusat sampai daerah untuk terus selalu dekat. Jika perlu perhatian terhadap keberlangsungan organisasi NU harus didukung penuh oleh PKB.
 Dikatakan Bahrudin, apapun PKB tidak boleh terpisah dari NU, karena organisasi itulah yang mendirikan dan membesarkan PKB. Bahkan besar dan maju mundurnya PKB terletak dari dukungan NU. Selama ini kebersamaan yang sudah terjalin dengan NU, hendaknya terus dijaga dan lebih ditingkatkan.  “Selama ini PKB dengan Rois dan Tanfidz NU sudah sangat baik dalam kebersamaan. Kondisi ini yang kader PKB harus intens menjaganya,” jelas Bachrudin.
 Dalam resesnya yang mengusung seputar UU Pemilu, yang telah ditetapkan, pihaknya mengajak agar NU terus mendukung PKB. Karena jika terpecah, dikhawatirkan suara NU yang bisa beralih ke partai lain. Karena kuota prosentasi suara partai dalam Pemilu mendatang, hanya partai yang mampu mencapai 3,5 prosen yang berhak mendudukkan kadernya di kursi DPR.  “Jadi jika kader NU ikut partai lain yang suaranya dibawah itu, bakal bisa beralih ke partai lain yang bukan PKB. Kondisi ini bisa mengecewakan NU sendiri, yang tidak terdukung oleh partai yang sudah menjalin kebersamaan, selama ini,” pungkasnya. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Bagi-FPKB-PPDI-PNS-Harga-Mati.html

0 komentar:

Posting Komentar