Sabtu, 03 September 2011

Menilik Tradisi Warga Pada Hari Raya

SUDAH menjadi tradisi Desa Cerih Kecamatan Jatinegara dihari raya Idul Fitri, usai melaksanakan sholat Ied sambil bersilaturahim, masyarakat dari bebagai penjuru memadati sejumlah makam setempat. Yakni makam di Dukuh Jrumat, makam Silanegara yang berlokasi di Dukuh Krajan, makam Kranggan, makam Dukuh Wisa, dan makam Cerih Timur.
Warga melakukan ziarah bersama keluarga. Mereka mendatangi makam sanak famili yang sudah meninggal. Terlihat tidak hanya kaum adam (laki-laki, red) saja yang melakukan ziarah ke makam tersebut, tetapi kaum hawa (perempuan, red) pun ikut melakukan ziarah. Mereka, selain menabur bunga diatas makam yang dikunjunginya juga membacakan surat Yasin dan tahlil serta mendoakan arwah kerabatnya yang telah dimakamkan di lokasi tersebut.
Salah satu warga Desa Cerih, Fariz, yang setiap harinya menetap di Semarang, mengatakan, melakukan ziarah bersama keluarga besarnya pada hari raya Idul Fitri ini sudah menjadi tradisi tahunan.
“Setiap hari raya Idul Fitri, kami sekeluarga melakukan doa bersama di makam mbah (kakek, red) dan keluarga kami yang sudah meninggal,” katanya, saat ditemui setelah keluar dari makam Silanegara. Dirinya yang tidak pasti pulang setiap bulan ke kampung halamanya itu, sengaja menyempatkan waktu untuk berziarah ke makam leluhurnya yang sudah meninggal puluhan tahun silam itu.
“Kalau dulu sebelum kami di Semarang, setiap hari Jumat melakukan ziarah ke makam tidak bersama keluarga besar. Kaum perempuan juga tidak ada yang ikut,” ujarnya. Dikatakannya, hal ini sengaja dilakukan selain memanjatkan doa keselamatan, juga mengenalkan kepada sanak saudaranya agar mereka tidak lupa dengan leluhurnya sendiri. Disamping itu juga mengingatkannya akan kematian.
“Mudah-udahan saja, yang sudah meninggal dunia dapat diterima amal ibadahnya. Dan yang masih hidup, selalu ingat akan kematian,” ungkapnya. Sementara peziarah lainnya, Iqbal Madani, yang berziarah di makam Dukuh Jrumat yang lokasi makamnya lebih luas dari makam yang lain, melakukan ziarah ke makam orang tua dan adiknya serta keluarga yang lain. Dirinya selain mendoakan secara langsung diatas makam almarhum, juga memanfaatkan waktu untuk bersilaturahim dengan masyarakat yang berziarah ke makam tersebut.
“Jadi, ke makam itu tidak hanya ziarah. Namun sekaligus bermaaf-maafan dengan masyarakat sekitar yang jarang bertemu,” kata Iqbal yang merantau di Jawa Barat itu. Terlihat, sejumlah masyarakat setelah melakukan ziarah, saling bersalaman dan bermaaf-maafan di lokasi makam tersebut. (fatkhurohman)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar