Senin, 29 Agustus 2011

Sepeda Motor Kuasai Jalanan

BREBES- Puncak arus mudik di jalur pantura didominasi oleh sepeda motor. Pada H-3 Lebaran atau Sabtu (27/8), sebanyak 135.210 unit kendaraan bermotor pemudik masuk Jateng melalui jalur pantura.
Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persennya atau 110.129 adalah pemudik bersepeda motor. Akibat lonjakan volume kendaraan ini, arus lalu lintas di pantura padat merayap hingga sepanjang belasan kilometer.
Data di pos polisi Cisanggarung Losari dan Exit Tol Pejagan menyebutkan, hingga H-2 Lebaran atau Minggu (28/8) siang, total kendaraan pemudik yang masuk Jateng mencapai 426.266 unit.
Sedangkan pada H-4, total kendaraan yang masuk hanya 103.527 unit, dan pada H-2 volume kendaraan mulai berangsur menurun.
Pantauan Suara Merdeka di lapangan, lonjakan volume kendaraan itu menyebabkan sejumlah titik jalur mudik di Brebes mengalami kepadatan luar biasa. Di jalur pantura, antrean kendaraan merayap saat memasuki Kota Brebes, terutama di pasar tumpah Bulakamba, simpang tiga Pejagan, dan Tanjung.
Di jalur tengah, antrean kendaraan terjadi di exit tol Pejagan dan simpang tiga Dermoleng, Kecamatan Ketanggungan. Bahkan di jalur alternatif Ketanggungan-Jatibarang-Slawi, arus juga merayap akibat pasar tumpah.
Pengurai
Kapolres Brebes AKBP Kif Aminanto mengatakan, guna mengurai kepadatan di jalur pantura, pihaknya menerapkan sistem buka tutup di exit tol Pejagan.
Kendaraan pemudik dari Jakarta tujuan Semarang diarahkan melalui jalur alternatif Ketanggungan-Jatibarang-Slawi. Hal ini dilakukan saat arus di pantura merayap. Selain itu, pihaknya juga menerjunkan tim pengurai kemacetan yang sudah dipersiapkan. Tim khusus tersebut berjumlah 52 personel dengan 35 unit sepeda motor.  Mereka merupakan bantuan dari Korlantas Mabes Polri dan Polda Metro Jaya.
“Ketersendatan arus lalu lintas ini terjadi karena volume kendaraan dari Jakarta meningkat tajam,” katanya di sela-sela mengatur lalu lintas di exit tol Pejagan.
Kasat Lantas Polres Brebes AKP Hary Ardianto menambahkan, pada H-3 volume kendaraan memang mengalami peningkatan luar biasa. Selain menerapkan pola buka tutup di exit tol Pejagan, pihaknya pun memberlakukan pola 3:1 di jalur pantura, yaitu tiga lajur ke arah Semarang dipakai untuk arus mudik, sementara satu lajur untuk arus ke arah Jakarta.
Rp 800 Miliar
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat memastikan, pelayanan terhadap puluhan ribu TKI yang mudik Lebaran tahun ini berjalan lancar.   
“Pelayanan di semua terminal kedatangan TKI yang ada di Indonesia sepenuhnya aman dan lancar, baik yang menggunakan bandar udara maupun pelabuhan,” kata Jumhur di Jakarta.
Data BNP2TKI menyebutkan, TKI dari luar negeri yang mudik kali ini berkisar 80.000-100.000 orang dengan jumlah remitansi atau uang kiriman mencapai Rp 800 miliar lebih. Arus mudik TKI dihitung sejak sepuluh hari menjelang Lebaran hingga sepuluh hari sesudahnya.
BNP2TKI mencatat pula remitansi atau angka pengiriman uang para TKI dari luar negeri per semester I/2011 hingga Juni lalu yang tercatat di Bank Indonesia mencapai Rp 28,5 triliun.
Menurutnya, di luar musim Lebaran, jumlah TKI yang pulang dalam 20 hari seluruhnya 40.000 orang dan sebulan sekitar 60.000 orang, namun khusus selama momentum Lebaran terjadi peningkatan dua kali lipat.
“Rata-rata TKI pulang ke Tanah Air per hari sebanyak 2.000 orang dan saat Lebaran ini jumlahnya menjadi 4.000 orang per hari,” jelas Jumhur.  
Jumhur sebelumnya juga melakukan inspeksi ke terminal kedatangan TKI, seperti di Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI di Selapajang, Tangerang, Banten. Dia menginstruksikan semua petugas GPK Selapajang tidak cuti hingga 1 Syawal 1432 H untuk mewujudkan pelayanan terbaik bagi TKI.  
BNP2TKI memiliki sembilan kantor pelayanan pendataan kedatangan TKI di berbagai debarkasi, yakni di Nunukan (Kaltim), Tanjungpinang (Kepulauan Riau), Entikong (Kalimantan Barat), Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI Selapajang (Tangerang), Bandara Adi Soemarmo (Solo), Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Bandara Adi Sutjipto (Yogyakarta), Bandara Juanda (Surabaya), dan Bandara Selaparang (Mataram). (H38,di-43)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/29/157591/

0 komentar:

Posting Komentar