Jumat, 11 November 2011

Air Panas OW Guci Tak Berbau Belerang

BUMIJAWA - Suasana pagi di Obyek Wisata (OW) Guci di Kecamatan Bumijawa masih diselimuti oleh kabut tebal. Hari itu hujan rintik-rintik menyambut para wisatawan. Kondisi itu tidak membuat surutnya kunjungan wisatawan ke OW tersebut. Bahkan dengan asyiknya, sejumlah wisatawan tetap berendam menikmati air panas yang keluar dari perut Gunung Slamet. “Lebih asyik berendam dengan dibarengi hujan. Kehangatan air membuat wisatawan ingin berlama-lama di dalam air panas OW ini,” kata Amir (31) warga Kota Tegal yang sengaja ke Guci untuk menikmati air panas.
Tidak lama hujan turun semakin lebat dan membuat aktifitas para pedagang terhenti. Hujan sendiri tidak membuat niatnya wisatawan menghentikan aktivitasnya berendam di air panas Pancuran 13. Mereka malah terlihat asik berendam di bawah pancuran air panas yang dipercaya bisa membuat awet muda dan menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan, mereka terlihat lebih menikmati suasana Guci yang dikelilingi perbukitan.
Salah satu tujuan wisatawan ke OW Guci adalah menikmati panasnya air OW itu. Namun di lokasi tersebut, juga ada beberapa sumber mata air panas. Dua kolam besar yang berada di bawah curug Guci digunakan bebas tanpa dipungut karcis.
Lokasi itu memang berasal dari sumber mata air panas yang langsung dialirkan melalui pancuran-pancuran kecil. Jika wisatawan lebih nyaman untuk berendam, di lokasi itu ada beberapa kolam renang khusus. “Namun, wisatawan harus mengeluarkan koceknya. Tak mahal, hanya antara Rp 6 ribu hingga Rp 10 ribu per orang,” ujar Amir.
Disisi lain menurut Rudi (21) karyawan OW Guci, ada kolam air panas swasta, yang mendapat aliran melalui sejumlah pipa ini juga dari sumber mata air panas langsung, tapi dialirkan melalui pipa. Kolamnya tersebut hanya berjarak sekitar lima meter dari kolam utama. Bahkan sejumlah kolam yang dikelola swasta memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Selain tempat bilas, ada kolam khusus yang dibuat perkamar untuk menikmati air panas Guci.
Namun setiap kamar hanya diperbolehkan untuk satu orang, walaupun status mereka suami istri. Pengelola memberikan papan larangan untuk wisatawan yang mempunyai penyakit kronis, seperti jantung, epilepsi dan penyakit berbahaya lainnya. “Air panas Guci tidak berbau belerang. Ini yang tidak dimiliki pemandian air panas lainnya. Makanya, banyak yang suka berendam lama di Guci,” terang Rudi.
Sementara Kepala UPTD Guci, Imam Sutanto mengatakan, ramai pengunjung terjadi pada setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain itu, hari besar agama dan tahun baru. Begitupun Jumat Kliwon juga penuh pengunjung. Mereka berendam malam-malam untuk mendapatkan manfaat dari air panas Guci.  “Sebagian orang menganggap air panas Guci bisa membuat awet muda,” tuturnya.
Ditambahkan, selain panas yang menjadi andalan Guci, wisatawan juga bisa melihat pemandangan alam dan Kota Slawi dari atas bukit Guci. Wahana outbond juga dipersiapkan pengelola Guci, jika ada yang ingin menguji nyali dan memacu adrenalin. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar