Senin, 07 November 2011

Kanker Payudara Tak Otomatis Diturunkan

PEREMPUAN yang memiliki keluarga menderita kanker payudara terkait dengan mutasi genetik BRCA, tidak perlu khawatir akan menderita kanker yang sama jika hasil tes gen mereka negatif.  Sekitar 5-10 persen kejadian kanker payudara dipengaruhi oleh faktor genetik yang sebagian besar diakibatkan ketidaknormalan gen BRCA1 atau BRCA2. Wanita yang memiliki mutasi gen ini berisiko 5-20 kali lebih besar menderita kanker payudara atau kanker ovarium.
Karena itu wanita dengan mutasi gen BRCA1 atau 2 ini dianjurkan untuk melakukan skrining kanker dan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko kanker. Bahkan tak sedikit wanita yang memutuskan untuk mengangkat payudara atau indung telur mereka agar tidak terjadi kanker.
Namun dalam studi yang terbaru yang dilakukan dengan menganalis data lebih dari 3.000 keluarga dengan mutasi BRCA1 atau BRCA2 ditemukan bahwa tidak ada bukti wanita yang tidak memiliki gen bermutasi memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara. Studi ini dilakukan di tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
Hasil riset ini sekaligus menyanggah studi tahun 2007 yang menyebutkan risiko kanker tetap tinggi meski seseorang tidak membawa mutasi gen di keluarganya. Studi sebelumnya menemukan jika ditemukan mutasi gen tersebut dalam keluarga, anggota keluarga lain sebaiknya juga dilakukan skrining. Wanita yang memiliki hasil tes negatif dianggap risikonya sama seperti populasi umum.

***

Aspirin Kurangi Risiko Kanker Usus
ASPIRIN yang dikonsumsi secara terus-menerus mampu mengurangi risiko kanker kolorektal (usus) hingga 60 persen. Demikian menurut para peneliti sebagaimana dipublikasikan di jurnal The Lancet, baru-baru ini.
Studi tersebut melibatkan sejumlah penderita Lynch Syndrome, yaitu kesalahan genetis yang mengubah susunan sel sehingga menyebabkan berbagai macam kanker, termasuk kanker usus. Sebanyak 861 partisipan dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Satu kelompok mengonsumsi dua butir aspirin berdosis 600 mg setiap hari. Kelompok lainnya mengonsumsi pil biasa atau disebut juga plasebo selama sedikitnya dua tahun. Kemudian usus besar mereka diperiksa.
Ketika data tersebut diperiksa pertama kali pada 2007, tidak ada perbedaan di antara dua kelompok itu. Namun semuanya berubah ketika para peneliti memeriksa data itu kembali beberapa tahun kemudian. Saat itu terdapat 34 kasus kanker usus di kelompok plasebo, sementara di kelompok aspirin yang terserang hanya hanya 19 orang atau 44 persen lebih sedikit dibanding kelompok plasebo.
Para dokter kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap 60 persen pasien yang mengonsumsi aspirin dan plasebo selama lebih dari dua tahun. Hasil penelitian sub-kelompok itu lebih mengesankan. Terdapat 23 penderita kanker usus di kelompok plasebo, dan hanya 10 penderita di kelompok aspirin, atau 63 persen lebih sedikit dibanding kelompok plasebo. Perbedaan itu baru terlihat setelah lima tahun.

***

Umur Panjang Bisa Diwariskan
UMUR panjang ternyata bisa diwariskan. Setidaknya demikianlah hasil riset para ilmuwan Amerika Serikat (AS). Para peneliti itu menemukan bahwa memblokir atau memodifikasi salah satu dari tiga protein kunci dalam DNA dapat meningkatkan lama hidup hewan dan keturunannya, meskipun modifikasi terhadap sel asli tidak lagi ada dalam DNA keturunannya. Temuan pertama di dunia ini menunjukkan bahwa umur panjang bisa diwariskan dengan cara nongenetik selama beberapa generasi.
Masih diperlukan penelitian lanjutan terkait temuan ini. Namun penelitian ini bisa menjadi petunjuk mengenai kemungkinan bahwa modifikasi DNA yang terjadi pada kakek-nenek buyut kita dapat mempengaruhi lama kehidupan kita sendiri. "Penelitian ini berkaitan dengan gagasan pewarisan sifat-sifat yang hampir sesat karena telah lama dipasung oleh hukum Mendel. Tapi kami menunjukkan melalui penelitian ini bahwa pewarisan umur panjang terjadi pada cacing gelang melalui pengubahan protein tertentu," kata profesor genetika, Anne Brunet, PhD., penulis utama penelitian. (Nur Hidayatullah-11)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/11/02/164964/

0 komentar:

Posting Komentar