WAKIL Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih mengaku tidak habis pikir dengan teror yang menimpa keluarganya. Dia juga merasa tidak mengenal sang pengirim paket berisikan tiga boneka dengan lumuran darah yang diterimanya Selasa (7/6) sore itu.
Yang lebih menyedihkannya, selain paket boneka itu, datang juga sebuah karangan bunga berisi ungkapan bela sungkawa atas ”kematian” anak keduanya.
Tentu saja paket itu membuat Rustri waswas. Pasalnya, ketiga boneka berlumuran darah itu masing-masing ditulisi nama ketiga anaknya. ”Pastinya kami merasa kaget dan takut dengan kiriman paket ini. Saya benar-benar tidak menyangka,” tutur Rustri saat dihubungi semalam.
Rustri menceritakan, sejak dia melihat paket di dalam sebuah kardus berukuran sekitar 30 cm x 10 cm dan terlakban itu, sudah merasa curiga. Terlebih saat melihat nama pengirimnya, yakni Seniman RT 4 RW 4 Pondok Cabe, Ciputat, Jakarta, yang tak dikenalnya. Karena kesibukannya sebagai wagub, paket tersebut dibiarkan saja.
Baru pada keesokan harinya, Rabu (8/6) pagi sekitar pukul 07.00, paket tersebut akhirnya dibuka oleh staf bagian rumah tangga, Rudi. Begitu dibuka, betapa kagetnya mantan Bupati Kebumen itu mendapati ada tiga buah boneka dengan lumuran darah dan bertuliskan nama ketiga anaknya.
Dua di antaranya adalah tokoh kartun Malaysia Upin Ipin dan satunya lagi boneka perempuan mengenakan gaun berwarna pink. Rustri menceritakan, boneka yang terbuat dari kain itu juga berambut layaknya manusia.
Staf rumah dinas wagub di Jl Rinjani No 1 Semarang kemudian melaporkan paket itu ke polisi. Kekagetan dan kekhawatiran semakin bertambah ketika sekitar pukul 08.30 Rustriningsih hendak berangkat ke Salatiga.
”Saat mau berangkat, saya mendapat kiriman bunga bertuliskan ‘turut berduka cita’ atas meninggalnya anak kedua saya. Saya tidak tahu apakah paket dan karangan bunga itu ada hubungannya,” terangnya.
Tak berselang lama, Tim Gegana Sat Brimob Polda Jateng dan beberapa petugas dari Polda Jateng tiba di rumah dinas wagub. Setelah menunggu beberapa saat dan memberikan informasi, Rustri kemudian melanjutkan pekerjaannya untuk mendatangi sebuah acara di Salatiga.
”Karena ada paket dan kiriman bunga itu, saya sampai terlambat di Salatiga,” katanya.
Rustri menyerahkan sepenuhnya penanganan paket itu ke kepolisian. (Saptono Joko S, Royce Wijaya-43)
Sumber Berita : Suara Merdeka CyberNews, 9 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar