GENIT menggelitik, manja mempesona ! Itulah pemandangan yang selalu menyapa pengguna jalan di selatan Kecamatan Adiwerna. Maklum, disepanjang trotoar depan sebuah pabrik teh tak jauh dari markas sektor, setiap menjelang malam hadir perempuan berdandan menantang berjejer didepan sebuah lapak lesehan, penyedia minuman khas Tegal berupa poci dan mendoan. Kehadiran 'ciblek' atau cah cilik betah melek ini sengaja dipajang sang pemilik lesehan untuk menebar pesona, yang ujung-ujungnya mematik penasaran lelaki untuk mampir ditenda temaram.
Sebut saja Selvi (19) satu dari belasan ciblek yang menjadi pemikat pemilik lesehan. Dia sempat berbagi kisah diantara guyuran hujan malam kemarin. Perempuan muda asal Jatinegara ini mengaku tertarik menjadi karyawan dilesehan milik Mama, lantaran honornya yang lumayan gede. "Aku dulu sempat kerja di cafe susu yang ada diareal Kota Tegal. Gaji yang aku dapat hanya Rp 400.000 sebulan. Kalau ikut Mama saya sebulan dapat honor Rp 600.000. Itu belum tambahan tips dari pengunjung yang aku temani. Biasanya tamu yang minta ditemani ngobrol ngasih tips kisaran Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per kepala," celotehnya. Bicara untung rugi, memang bagi seorang Selvi berkarya ditemaram lesehan lebih menjanjikan dibanding kerja di cafe susu, meski harus kuat dengan cibiran miring yang dialamatkan pada dirinya.
Bekerja mulai pukul 20.00 WIB dan kelar menjelang subuh tepatnya pukul 03.30 WIB praktis ada waktu cukup buat dirinya istirahat dipagi hingga sore hari. Lantas apakah keberadaan dia dan rekan-rekannya selama ini tak pernah ada yang mengusiknya. Ketika hal itu ditanyakan, dengan lugas perempuan berkulit putih dan bertubuh sintal itu tak menampiknya. "Kadang petugas trantib melakukan razia KTP. Dan malam berikutnya ditindaklanjuti petugas dari kepolisian. Intinya mereka mewanti-wanti agar tidak boleh melakukan kegiatan asusila ditempat usaha. Dan ada perjanjian selama menjalankan pekerjaan dilarang untuk melakukan transaksi seks, dan meninggalkan tempat kerjaan disaat jam kerja," terangnya.
Semudah itukah?.Oh ternyata tak berhenti sampai disitu saja. Yang pasti pasokan upeti untuk aparat selalu disediakan Mamanya, demi tetap berlangsungnya bisnis malam ditengah cahaya lampu petromaks tersebut. Nah kehadiran pemikat perempuan muda berdandan seronok ini rupaya tidak hanya dijadikan pemikat kehadiran pengunjung semata oleh sang pemilik lesehan. Setelah pengunjung masuk dalam perangkap, pelayanan maksimal yang dilakukan para ciblek lewat tampilan yang menggoda selera, pengunjung pun sesaat diajak hanyut menikmati teh nasgitel (panas, legi, dan kentel) dan sepiring mendoan panas berisi beberapa potong tempe adonan tepung bercampur telor.
Tak sedikit pengunjung yang melewatkan kesempatan menikmati kemolekan sang karyawan dengan sentuhan-sentuhan nakal dibalik kegelapan tenda. Maklum sinar petromak yang ada disepanjang lesehan tersebut hanya menyinari gerobak kecil tempat sang Mama menyiapkan teh, kopi, dan mendoan saja. Usai puas melampiaskan hasrat sesaat, pengunjung pun harus rela merogoh koceknya lebih dalam lagi. Selain harus menyiapkan tips buat sang karyawan seksi yang telah menemaninya, pengunjung juga harus membayar pesanan wedang dan mendoan yang harganya dua kali lipat dari harga lazimnya.
Sumber Berita : Radar Tegal 8 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar