KRAMAT - Ribuan binatang melata jenis kaki seribu menyerang warga RT 02 RW 02 Desa Munjung Agung, Kecamatan Kramat sejak satu bulan terakhir. Warga menduga, bahwa hadirnya binatang tersebut berasal dari salahsatu pabrik pengolahan hotmix yang lokasinya berada di kampung setempat. Akibatnya, sejumlah warga mendatangi pabrik, Rabu (8/6) siang, guna meminta pertanggungjawabannya. "Ini sangat mengganggu aktifitas kami. Sebab jumlahnya tidak sedikit. Bahkan sampai masuk ke tempat tidur dan makanan yang dihidangkan di meja makan," ucapnya lantang di depan para karyawan pabrik tersebut.
Hadirnya kaki seribu dengan panjang sekira 5 centimeter itu, kata Gani, bukan hanya di wilayah RT 02. Akan tetapi di RT 03 dan RT 04 yang masih satu RW, juga mengalami hal yang serupa. Dia meminta agar pabrik segera mengambil tindakan. Minimal, lingkungan pabrik dibersihkan dari rumput-rumput panjang serta barang rongsokan yang sepertinya kerap dijadikan perkembangbiakan binatang tersebut. "Padahal kami sudah mengadukan hal ini kepada salah seorang karyawan pabrik. Namun sayangnya hingga satu bulan ini belum ada realisasinya," cetusnya.
Warga lainnya, Supi (47) juga mengatakan hal yang senada. Menurut warga RT 04 RW 02 ini, meski binatang kaki seribu tidak menggigit, namun sedikitnya sudah membahayakan. "Saya takut barangkali masuk ke telinga. Sebab binatang ini sering merambat ke kasur," ucapnya.
Pemilik warung nasi di lokalisasi Wandan ini menambahkan, bukan hanya binatang kaki seribu saja yang mengganggu di kampungnya. Melainkan, pernah juga dijumpainya beberapa ekor ular Cobra yang keluar dari tembok pabrik tersebut. "Saya curiga kehadiran hewan ini akibat ada lahan kosong di dalam pabrik sehingga merambah ke pemukiman warga,” katanya.
Terpisah, Camat Kramat Drs Berlian Adjie MM mengharapkan agar secepatnya pihak pabrik melakukan tindakan sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. "Kalau warga sudah komplain, pabrik harus sigap. Jangan sampai dibiarkan saja," ucapnya singkat.
Sementara, Kepala Administrasi PT TJR, Trio Hartikno menyatakan bakal bertanggung jawab untuk memusnahkan binatang yang sudah mewabah itu. Meski demikian, dia mengaku bingung kenapa pabriknya yang dituding sebagai biang kerok kehadiran kaki seribu. "Kami tetap akan bertanggung jawab. Tapi kami akan mempelajari masalah ini barangkali ada provokatornya," katanya.
Fenomena ini menurutnya baru kali ini terjadi. Dia memperkirakan, munculnya kaki seribu dikarenakan kelembaban tembok pabrik yang terhimpit dengan rumah warga. "Mungkin saja seperti itu," ujarnya. (yer)
Sumber Berita : Radar Tegal 8 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar