Tanah Lot adalah obyek wisata di Bali. Di tempat wisata ini terdapat 2 pura di atas batu besar. Satunya di atas bongkahan batu dan satunya lagi di atas tebing. Pura Tanah Lot merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan dan sebagai pura laut tempat pemujaan para dewa penjaga laut. Berdasarkan legenda,pura Tanah Lot dibangun oleh Danghyang Nirartha,seorang Brahmana dari Jawa. Pada abad ke-16 Danghyang Nirartha berhasil menyebarkan dan mengajarkan ajaran Hindu kepada penduduk Bali dan membangun Sad Kahyangan. Pada saat itu Bendesa Beraben,penguasa Tanah Lot,merasa iri kepada beliau karena para pengikutnya mengikuti ajaran Danghyang Nirartha. Oleh karena itu,Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk pergi dari Tanah Lot. Danghyang Nirartha menyetujuinya. Namun,sebelum pergi beliau memindahkan bongkahan batu ke tengah pantai dengan kekuatannya dan membangun pura di sana. Beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura yang hingga kini masih ada. Ular ini termasuk jenis ular laut yang bercirikan berekor pipih seperti ikan,warna hitam berbelang kuning dan beracun 3 kali lebih kuat dari ular kobra. Legenda ini berakhir dengan cerita bahwa akhirnya Bendesa Beraben menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Hari raya (odalan) di pura ini diperingati setiap 210 hari sekali. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan. Tepatnya, pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itulah,akan ada banyak orang Hindu yang bersembahyang di pura ini.
Obyek wisata ini terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Sebelah utara pura tanah lot terdapat pura yang berada di atas tebing menjorok ke laut. Pura dan daratan dihubungkan oleh tebing yang berbentuk seperti jembatan yang melengkung. Turis-turis kebanyakan datang pada sore harinya untuk melihat pemandangan sun set yang indah Tanah Lot.
Sumber Berita : http://nuri165.student.umm.ac.id/
0 komentar:
Posting Komentar