Senin, 03 Oktober 2011

Enthus Gelar Sholawat Bareng Pedagang Pasar Pagongan

Asosiasi Pedagang Pasar Pagongan (APPP) sengaja menggelar acara silaturahmi dan temu kangen dengan dalang kondang asal Desa Bengle Ki Entus Susmono. Lalu ?
LAPORAN : HERMAS PURWADI
TAK seperti biasanya, kondisi Pasar Pagongan yang menjadi sentra jual beli pedagang tradisional dengan pembelinya, Senin (3/10) sekitar pukul 11.00 WIB tiba- tiba terhenti sejenak beraktifitas.
Ratusan pedangang rela meninggalkan lapaknya untuk merapatkan barisan di depan areal pasar, guna melihat langsung sosok Ki Enthus yang dikenal lihai dalam memberikan tauziah keagamaan. Kemasan acara pun berubah format menjadi ajang Sholawatan bareng pedagang pasar yang jumlahnya mencapai kurang lebih 700 san orang tersebut.
Ketua APPP, Mashudi, menyatakan, ajang silaturahim dan temu kangen bareng Ki Enthus itu, awalnya digagas sebagai media halal bi halal antar pedagang yang terpayungi dalam payung paguyuban.
"Harapan kami, kedepan ada semacam perhatian dari Pemkab agar bangunan pasar bisa dirapikan dengan dukungan dana APBD. Ini agar keberadaan pedagang yang selama ini ada di luar, dapat terakomodir di dalam pasar," cetusnya.
Sementara itu, Ki Enthus dalam tauziahnya melemparkan pemikiran dan keinginan agar keberadaan pasar yang ada jangan membebani pedagang yang telah bertahun- tahun mengantungkan hidupnya disana. Dia juga mengkhawatirkan bila nantinya pasar tradisional direhab menjadi pasar yang bagus, pedagang malah dirugikan lantaran tak sanggup lagi membayar sewa kios yang begitu mahal.
"Banyak kenyataan terlihat, begitu pasar direhab menjadi pasar bagus, malah sepi pedagang. Pedagang mengaku justru dagangannya tidak laku, kehilangan pelanggannya, dan memilih kembali ke tempat asal mereka dulu berdagang. Selain itu, terkait sewa kios yang mencekik leher, menjadi beban tersendiri bagi pedagang paska rehab dilakukan,"ujarnya.
Ki Eenthus sempat mengajak seluruh pedagang untuk tetap rajin menjalankan sholat, karena sholat merupakan kunci surga. Selain sholat, ajakan untuk beramal soleh dan mengedepankan kejujuran dalam berdagang juga terus dikobarkan lantaran amal soleh merupakan jalan menuju sorga. Iringan sholawat yang diikuti semua pedagang pasar itu menghadirkan suasana sejuk ditengah teriknya mentari yang membakar pengunjung dan pedagang didepan pasar tradisional siang kemarin.
Ajang tanya jawab pun sempat digulirkan sang dalang untuk mengetahui kondisi riil pedagang yang menurutnya menjadi 'jantungnya negara'.
Pengurus pasar, Marno, misalnya, berharap adanya kepedulian dari Pemkab untuk mengucurkan modal ringan kepada pedagang kecil, agar tidak tercekik hutang rentenir.
Ki Enthus pun mengakui, sebenarnya dana untuk pemberian modal ringan itu sudah ada. Tinggal kesungguhan pengambil kebijakan saja, agar dana itu bisa benar- benar dirasakan warga yang membutuhkan untuk modal usaha. "Saya pernah memberikan modal bantuan untuk pedagang. Namun sebelum modal itu saya berikan, saya harus mengetahui terlebih dahulu usaha yang dijalankan lancar atau tidak, yang bersangkutan giat bekerja atau tidak, dan pinjaman modal itu benar-benar untuk memajukan usahanya atau tidak," terang Ki Enthus.
Harapan perubahan akan tatanan kehidupan banyak diserukan pedagang dipundak dalang sekaligus juru dakwah ini. Membaca pengharapan tersebut, Ki Enthus berharap kelak bila warga disemua lapisan menghendaki perubahan dan pengharapan perubahan itu ditujukan pada dirinya, dia akan berupaya istiqomah dalam mewujudkan perubahan yang dimaksud.
Usai bersholawat dan bertauziah, Ki Enthus berkesempatan berbaur dengan para pedagang yang siang itu hendak mengemasi dagangannya, dan bersantap siang bersama ditengah areal pasar dengan para pengurus pasar, dan pedagang yang ada. "Ini adalah salah satu bahan bagi saya untuk mengetahui dan mendengar kendala dan pengharapan dari kalangan pedagang, yang berharap adanya perubahan kebijakan dimasa yang akan datang," selorohnya. (*). 
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar