Sabtu, 08 Oktober 2011

Sebanyak 5 persen dari sekitar 1.500 pengidap HIV di Kota Malang, ditengarai berasal dari kalangan pelajar.  Kenyataan mengejutkan ini terpapar dalam kampanye bahaya dan penularan HIV, yang diadakan tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, beserta para aktivis HIV dari Ikatan Waria Malang (Iwama), di SMAN 1 Kota Malang, Sabtu (13/11/2010) kemarin.

Yang ironis, menurut Viru Devana, salah satu aktivis Iwama, beberapa di antara pelajar tertular karena penggunaan narkoba. ”Penyebab kedua, adalah kebiasaan seks bebas. Data yang kami miliki, sebanyak 30 persen pelajar di Malang Raya pernah menjalani seks bebas,” kata Viru.

Fakta yang didapat dari survei tim Komisi Penanggulangan AIDS Kota Malang pada tahun 2010 itu, membuat para aktivis mulai memilih sekolah, sebagai sasaran kampanye.  Risqi Aulia Defriansyah, salah satu aktivis dari mahasiswa kedokteran mengatakan, memberikan pemahaman mengenai bahaya HIV berikut upaya pencegahan kepada para pelajar saat ini merupakan cara terbaik mengurangi angka pelajar yang tertular HIV.

Selain tertularnya para pelajar, yang menjadi perhatian lebih para aktivis HIV, adalah metode penularan melalui donor darah. Viru mengatakan, 22 persen darah yang didonorkan, terjangkit virus HIV dan hepatitis A. Untuk itu, ia menganjurkan, agar para pendonor minimal melakukan VCT (Voluntary Counseling Test) atau tes sukarela HIV, sebelum mendonorkan darahnya.

Jumlah pengidap AIDS di Kota Malang cukup besar. Untuk tingkat kota dan kabupaten di Indonesia, Kota Malang berada di posisi ke enam jumlah pengidap HIV terbanyak. Fakta ini mendorong agar para orang tua mesti lebih waspada dalam ikut serta mengawasi perilaku anak-anak mereka dengan cara yang lebih arif agar bisa membantu menyelamatkan generasi muda bangsa ini kedepan.

Sumber berita :  http://ruanghati.com/2010/11/15/

0 komentar:

Posting Komentar