Ramadan selalu diwarnai maraknya kegiatan buka bersama, shalat tarawih, dan tadarus di masjid-masjid. Bulan suci bertabur rahmat dan ampunan, serta menjanjikan pahala yang berlipat dibanding bulan-bulan lainnya. Tak heran jika hampir semua masjid dipenuhi umat. Bagaimana Ramadan di Masjid Dian Al-Mahri atau yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Kubah Emas? Berikut laporannya.
GUNA menyambut datangnya bulan suci Ramadan, takmir masjid biasanya berbenah jauh-jauh hari, membersihkan dan merapikan rumah ibadah dan merancang kegiatan selama Ramadan. Mulai dari menyusun jadwal pemberi takjil, imam tarawih, penceramah, hingga mengatur kegiatan tadarus. Tapi kesibukan seperti itu tampaknya tidak sepenuhnya berlaku di Masjid Dian Al-Mahri, atau yang lebih sohor dengan sebutan Masjid Kubah Emas.
Pasalnya salah satu masjid termegah di Asia Tenggara yang berlokasi di Desa Meruyung, Limo, Depok, Jawa Barat ini selain rumah ibadah juga objek wisata spiritual yang hampir tak berhenti dikunjungi jamaah dari berbagai daerah, sehingga perawatannya selalu dijaga. Masjid yang mulai dibangun 1999 dan selesai 2006 itu menelan biaya triliunan rupiah, yang semuanya ditanggung pengusaha sekaligus pemilik Islamic Center Dian Al-Mahri, Dian Djuariah.
Konon biaya perawatan bulanan, termasuk listrik, gaji karyawan dan sebagainya, mencapai Rp 500 juta. Maka, jika sekadar untuk menyediakan takjil buka puasa bagi puluhan atau bahkan ratusan jamaah, rasanya bukan masalah.
Namun, bukan hanya itu yang membedakan Masjid Kubah Emas dengan masjid lainnya. Sebagai masjid yang eksklusif, setidaknya dari segi kepemilikan, bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 70 hektare itu boleh dikata merupakan kawasan tertutup.
Jika masjid lain terbuka 24 jam untuk dikunjungi, tidak demikian dengan masjid megah dengan ornamen mirip Masjid Nabawi di Madinah ini. Selama Ramadhan, Masjid Dian Al-Mahri hanya buka dari pukul 04.00 - 07.00 pada pagi hari, dan pukul 10.00 - 20.00 setiap harinya. Bahkan, khusus hari Kamis, siang tertutup hingga pukul 17.00.
Khataman Alquran
Berdasarkan informasi yang diperoleh Suara Merdeka dari penjaga pos masjid, Sutrisno, kegiatan Ramadan 1432 H ini tak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebagaimana umumnya masjid, menjelang magrib di Al-Mahri juga disediakan makanan takjil untuk berbuka puasa bagi jamaah, dan malamnya digelar shalat tarawih berjamaah.
Bagi yang pernah pergi haji atau umroh di Tanah Suci, shalat tarawih di Masjid Kubah Emas bisa menjadi kenangan tersendiri. Bukan karena luas dan kemegahan bangunannya, tetapi karena bacaan shalat imam di masjid ini mirip dan mengingatkan kita akan bacaan imam di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.
Tapi bagi yang suka memilih jalur ekspres sebaiknya berpikir ulang, karena tarawih di masjid ini dilaksanakan sebanyak 21 rakaat, dan setiap tarawih menyelesaikan satu juz, sehingga shalat tarawih biasanya selesai pada pukul 22.00. Kebiasaan mengkhatamkan Alquran dalam sebulan tarawih sebagaimana di Masjidil Haram dimungkinkan, karena imam-imam di masjid ini seluruhnya penghafal Alquran.
Di luar buka puasa dan tarawih, kegiatan Ramadan di Masjid Dian Al-Mahri tak segemerlap kubahnya yang berkilau keemasan. Selepas tarawih, masjid kembali ditutup hingga menjelang subuh sehingga tidak ada kegiatan tadarus Alquran dari jamaah sebagaimana di masjid lain.
Berdasarkan agenda yang diberikan Sutrisno, di luar menyediakan takjil berupa air mineral, teh manis hangat, kolak dan kurma untuk berbuka puasa bagi jamaah saat maghrib serta tarawih, kegiatan Ramadan 1432 H yang tercatat di masjid ini hanya buka puasa bersama 1.000 anak yatim Yayasan Pena pada 7 Agustus. Kemudian peringatan Nuzulul Quran sekaligus khataman Alquran dari pagi hingga malam hari pada 16 Agustus 2011, serta malam i’tikaf dan qiyamul lail dari malam ke-21 hingga malam Idul Fitri.
Selain kegiatan ibadah ritual memang ada kegiatan yang digelar di masjid ini untuk menyemarakkan bulan Ramadan. Jika dua tahun sebelumnya digelar Ramadan Fair yang menjajakan aneka kebutuhan masyarakat menghadapi Lebaran dengan harga miring, tahun ini bekerjasama dengan RCTI digelar acara tablig akbar pada Rabu (3/8) malam lalu.
Acara yang dikemas dalam bentuk tausiyah yang diselingi dengan musik untuk pemirsa RCTI tersebut, menampilkan Ustad Ahmad Al Habsyi, Ustad Yusuf Mansyur dan Ustadz Amiruddin yang dikolaborasikan dengan sederet musisi kenamaan, yaitu Zigaz, Lyla, Zivilia, Jikustik, Syahrini, Haddad Alwi dan Nejmi Chebab. (Fauzan Dj-35)
Sumber Berita " http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/05/155118/
0 komentar:
Posting Komentar