Kamis, 14 Juli 2011

Kentut Unta Perparah Pemanasan Global

PERHIMPINAN ilmuwan tingkat dunia yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan unta, Senin kemarin, bereaksi keras atas rencana pemerintah Australia yang akan membunuh unta liar dengan alasan gas di dalam perut hewan itu menambah parah pemanasan global.

’’Gagasan tersebut palsu dan dungu. Penyimpangan ilmu pengetahuan,’’ demikian tudingan International Society of Camel Research and Development (ISOCARD).
Kelompok ilmuwan itu mengatakan, unta dijadikan “kambing hitam” untuk masalah yang dibuat manusia. “Kami percaya orang yang berhati baik dan rakyat Australia yang berinovasi, dapat menyampaikan penyelesaian yang lebih baik dan lebih cerdas dibandingkan dengan memusnahkan unta dengan cara yang tak manusiawi,” katanya.

Saran untuk membunuh unta dilontarkan di dalam dokumen yang dibagikan oleh Department of Climate Change and Energy Efficiency di Australia, sebagai bagian dari konsultasi untuk mengurangi cetak biru karbon di negeri tersebut.
Rancangan itu adalah gagasan dari satu perusahaan komersial yang berpusat di Adelaide, yang mengusulkan untuk mendera unta liar sebagai imbalan bagi kredit karbon.

Jumlah Unta

Unta didatangkan ke Outback pada Abad XIX guna membantu pemukim awal menangani kondisi kering dan panas.
Sekarang jumlah hewan itu adalah 1,2 juta ekor, dan sebagian orang mengatakan, “menjadi wabah” karena kerusakan yang ditimbulkannya.
Setiap unta, dilaporkan, sama dengan satu ton karbon dioksida (CO2), gas utama penyebab pemanasan global, setiap tahun.

Northwest Carbon menyatakan, organisasi tersebut akan menembak unta dari helikopter atau mengumpulkan hewan itu sebelum mengirimnya ke rumah jagal untuk dikonsumsi oleh manusia atau hewan peliharaan.
Tapi ISOCARD, perhimpunan dengan lebih dari 300 peneliti yang bermarkas di Al Ain University di Uni Emirat Arab (UAE), menyatakan perhitungan itu tak masuk akal.
“Perkiraan tentang buangan metana oleh unta dilandasi atas perhitungan data ternak,” kata ISOCARD di dalam siaran persnya.

“Efisiensi metabolis dari unta jauh lebih tinggi dibandingkan yang dihasilkan ternak lain. Unta dapat menghasilkan susu 20 persen lebih banyak dengan mengonsumsi makanan 20 persen lebih sedikit.
Hewan tersebut memiliki sistem pencernaan berbeda dan lebih efisien dalam pemanfaatan bahan kasar yang berkualitas rendah,” kata organisasi ilmuwan tersebut.
Selain itu, pencernaan hewan itu lebih dekat dengan hewan monogasterik, seperti babi, dan bukan seperti lembu atau kambing.

“Oleh karena itu, perkiraan mengenai buangan gas metana unta, sangat bisa diperdebatkan, seperti juga perkiraan populasi unta liar,” katanya. Menurut organisasi ini, semua unta di dunia (28 juta) adalah kurang dari satu persen dari biomassa pemakan sayur-mayur, dan buangan gas hewan tersebut hanyalah sekelumit gas yang dikeluarkan oleh hewan ternak.

“Unta liar mesti dipandang sebagai sumber yang tak bisa dibandingkan di lingkungan hidup yang kering,” kata organisasi itu. “Hewan tersebut dapat dan mesti dieksploitasi sebagai bahan pangan (daing dan susu), kulit, daya tarik pariwisata dan lain-lain,” katanya.  (ant-24)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/12 Juli 2011

0 komentar:

Posting Komentar