Senin, 26 September 2011

Meleburnya KOMPAS ke Dalam Wadah KOSTI

'Nadyan pit wis tua iso gawe jiwa muda.. , nadyan pit wis tua iso dienggo olahraga....' Sentilan lirik lagu Pit Onthel yang disuarakan mantan Ketua Komunitas Sepeda Tua Slawi (Kompas), Drs Sriyanto HP MM, yang kini didaulat menjadi Ketua Korwil Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Kabupaten Tegal, menjadi penyemangat tersendiri bagi onthelis Slawi yang kini terwadahi dalam organisasi resmi yang berpusat di Jakarta tersebut. Hal inilah yang meringankan semua anggota komunitas sepeda tua di masing-masing kecamatan untuk membanjiri Gedung Rakyat menjadi saksi dilantiknya kepengurusan Korwil Kosti Kabupaten Tegal Minggu (25/9) kemarin.
Pelantikan yang dihadiri pengurus Kosti Provinsi Jawa Tengah dan Sekjen Kosti Pusat tersebut, diharapkan dapat menjadi media pemersatu onthelis yang ada di bumi nusantara.
Sang nahkoda, Sriyanto, menyatakan, bahwa sesuai  dengan AD/ART Kosti Pusat diharapkan masing-masing kota dan kabupaten yang telah memiliki wadah paguyuban ontel bisa membentuk kepengurusan koordinator wilayah dengan satu wadah bendera Kosti.
"Semangat bersepeda di Slawi sendiri cukup besar. Dari 18 kecamatan yang ada, saat ini sudah 14 kecamatan mempunyai wadah paguyuban ontelis sepeda tua. Dan saat ini sepeda tua tidak hanya menjadi komoditi kaum sepuh saja. Kawula muda Slawi cukup tinggi animo dan antusiasnya untuk kembali membudayakan olahraga bersepeda," cetusnya.
Disinilah media menghidupkan budaya lama untuk menekan polusi udara dan pemanasan global, menjadi spirit warga Slawi untuk kembali bersepeda dengan piranti ontel tua. "Terbentuknya kepengurusan Korwil Kosti ini, setidaknya bisa menambah semangat warga Slawi yang selama ini belum bergabung di paguyuban yang ada di masing-masing kecamatan," cetusnya.
Sementara itu Wakil Sekjen Kosti Pusat, Fahmi, menyatakan, tumbuh kembangnya budaya bersepeda di nusantara tidak bisa dipaksakan. Gerakan bersepeda ini murni harus lahir dari keterpanggilan masyarakat dari bawah yang terus menggelorakan semangat bersepeda. Dia bangga bahwa masyarakat Kabupaten Tegal bisa menjadi bagian dari masyarakat onthel Indonesia.
Terpisah, Dewan Pengurus Kosti Provinsi Jawa Tengah, B Kosta, mengungkapkan, dari 35 kota dan kabupaten yang ada di Jawa Tengah kini sudah terbentuk kepengurusan korwil di 20 daerah. "Sementara secara nasional, kepengurusan di tingkat provinsi sudah terbentuk di 21 provinsi," terangnya.
Dia juga sependapat dengan apa yang dilontarkan Sriyanto bahwa dengan media bersepeda dapat dijadikan ajang menjalin silaturahim diantara penggemar pit onthel kuno, sekaligus meningkatkan derajat kesehatan masyaraakat sekitar.
"Dulu memang Kompas didirikan sebagai media pemersatu atau wadah dari sekian paguyuban sepeda tua yang terbentuk di masing -masing kecamatan. Kini agar keberadaan kami diakui pusat, dengan sendirinya Kompas melebur menjadi wadah baru dengan bendera Korwil Kosti Kabupaten Tegal," ujar Sriyanto.
Dia mengklaim, saat ini anggota pecinta sepeda kuno di wilayahnya sudah menembus angka 2.000 lebih. Dengan terbentuknya wadah Korwil Kosti ini, dia juga telah merancang kegiatan berkeliling menyambangi semua paguyuban onthel yang ada di masing-masing kecamatan secara bergiliran.
Dia juga telah merancang terobosan untuk memberikan asuransi kecelakaaan bagi semua ontelis yang tergabung di masing-masing wadah paguyuban sepeda kecamatan. Hal ini akan direalisasikan sejalan dengan pembuatan kartu anggota Kosti untuk masing-masing anggota paguyuban yang tersebar di kecamatan.
Diapun mengaku, telah memberanikan diri membuat media Sepeda (Semangat Peduli Daerah) sebagai media tukar informasi bagi sesama onthelis. Tentunya, peluncuran album dalam bentuk CD dengan titel Pit Onthel dan Gaselle itu, menjadi keunikan tersendiri Korwil Kosti Kabupaten Tegal dibanding daerah lainnya.
'Tinggalan zaman kuna, nyong mbiyen durung ana, senadyan barang tua ...saiki ning istana...,'. Semilir tembang dengan irama tarling itupun terus mengalir ditengah dinamika ribuan onthelis dalam menjalankan aktifitasnya menyusuri tepian Slawi  yang mbetahi  dan ngageni. (hermas purwadi wijayanto)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar