Senin, 26 September 2011

Ratusan Jemaat Doakan Pengebom

SOLO - Pascaledakan bom bunuh diri, Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Jalan Arif Rahman Hakim, Kepunton, Solo, hingga Senin (26/9) malam, masih dijaga ketat aparat kepolisian. Polisi juga masih meneliti lokasi pengeboman yang melukai banyak jemaat itu.
Sementara itu, untuk mendoakan keselamatan puluhan korban, sekitar 150 jemaat GBIS Kepunton semalam menggelar doa bersama mulai pukul 20.00 hingga pukul 21.00. Mereka juga mendoakan pelaku. Doa bersama digelar di dekat lokasi, masih di kompleks gedung GBIS.
Dari pantauan Suara Merdeka, garis polisi masih dipasang di sekitar kompleks gereja. Puluhan sepeda motor milik jemaat, hingga malam hari belum boleh diambil dan masih tertahan di parkiran. Puluhan motor tersebut terparkir rapi di sisi timur dan barat halaman gereja yang tidak begitu luas. Sejumlah warga Solo yang ingin mengetahui kondisi tempat kejadian berusaha mendekat ke lokasi.
Pengurus GBIS Kepunton, Wim Agwin mengatakan, demi kepentingan penyelidikan polisi, selepas doa bersama pengurus akan menghentikan seluruh kegiatan gereja untuk sementara waktu.
Seluruh kegiatan dan kebaktian kemungkinan besar baru akan kembali digelar mulai Minggu (2/10).
”Setelah polisi selesai melakukan penyelidikan dan olah TKP, Minggu depan kemungkinan gereja sudah dibuka kembali,” ujar Wim.
Hubungan Baik
Keputusan untuk meniadakan seluruh kegiatan gereja, sambung pendeta muda itu, tidak terlepas dari keputusan rapat yang dilakukan pengurus GBIS bersama kepolisian. Pihak gereja enggan dikatakan kecolongan dengan aksi yang menewaskan pelaku bom bunuh diri itu.
”Dari awal kami memang tidak menduga peristiwa ini, karena dari dulu sampai sekarang, hubungan gereja dengan masyarakat baik-baik saja,” jelasnya. Hubungan yang baik itu dibenarkan sejumlah warga yang sudah belasan tahun tinggal di sekitar gereja.
Menurut Wim, GBIS Kepunton berdiri tahun 1947, dan tidak pernah terjadi gesekan dengan masyarakat ataupun kelompok garis keras. Mulanya, GBIS Kepunton berdiri di Tambaksegaran, Jalan Brigjen Katamso, Solo, kemudian pindah ke lokasi sekarang. Jumlah jemaat sekitar 3.000-3.500 orang.
”Selama ini, hubungan gereja dengan masyarakat cukup baik. Kami saling menghormati dan sering mengadakan kegiatan bakti sosial seperti pengobatan gratis setiap minggu atau pemberian sembako pada hari-hari tertentu,” tandas Wim. (K23, K15,G11-59)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/09/27/160638/

0 komentar:

Posting Komentar