Selasa, 19 Juli 2011

Guru SD Pukul Siswanya

SUNGGUH perbuatan yang tidak mendidik. Seorang guru kelas 2 SDN Panggung 9 Tegal Timur dengan inisial Jry, tega memukul siswanya menggunakan buku cetak dengan keras tepat di bagian pipi sebalah kiri.

Akibatnya, korban yang diketahui bernama Verizal Sandika (7), malam harinya demam dan dari telinga sebelah kiri mengeluarkan cairan bening. Selain itu, korban juga mengalami trauma lalu takut berangkat ke sekolah.
Menurut keterangan orang tua korban, Sudiarto (40) dan Venti Djubaedah (38), insiden pemukulan terjadi Sabtu (16/7) lalu. Venti menceritakan, pagi itu dia mengantar anak keduanya (korban) berangkat sekolah. Tepat pukul 07.00 bel sekolah berbunyi dan siswa masuk kelas. Belum lama masuk, ketika mau meninggalkan sekolah dia mendengar anaknya menangis keras.
"Seketika itu saya kembali ke kelas anak saya dan melihat dari jendela. Ternyata anak saya sedang diperlakukan kasar oleh guru kelasnya, Jry. Melihat itu, anak langsung saya tarik, sementara sang guru justru mengusir saya dan Verizal. Dengan kata-kata keluar saja dari sekolah ini," katanya saat ditemui di kediamannya Jalan Batam Gang 7 RT 4 RW 13 Panggung, Senin (18/7).
Setelah itu, lanjut Venti, dia menajak anaknya pulang. Kemudian bersama suaminya kembali mendatangi sekolah guna menyelesaikan persoalan tersebut. Namun ternyata kondisi di sekolah tetap sama, guru pelaku pemukulan tetap marah-marah. Karena itu dia dan suami berniat akan memperkarakan. Namun karena itu hari Sabtu, maka niat tersebut ditunda.
"Pada malam harinya, badan anak panas dan mengeluh sakit kepala. Setelah dilihat ternyata di telinga sebelah kiri mengeluarkan cairan putih bening. Saya dan suami berniat membawanya ke dokter. Tapi anak menolak lantaran takut. Saya sangat sakit hati dengan perlakuan ini," tandas Venti.
Singkat cerita, Senin pagi korban tidak mau berangkat sekolah. Katanya takut dengan gurunya. Sementara dia dan suaminya berusaha membujuk, namun tidak membuahkan hasil. "Kami tidak mau meminta macam-macam. Kita hanya ingin guru tersebut dipindah agar tidak mengajar di kelas 2 lagi. Karena berdasarkan informasi dari orang tua murid lainnya, guru itu memang ringan tangan."
Sementara Kepala SDN Panggung 9, Bambang Sugiarto SPd, bersama Pengawas SD Daerah Binaan (Dabin) II Panggung Tegal Timur Retnowati yang kebetulan berkunjung ke rumah korban, membenarkan adanya insiden tersebut. Naumun demikian pihaknya meminta korban tetap berangkat sekolah demi pendidikan. "Kita sudah mengadakan rapat. Keputusannya Jry dirolling. Jadi sekarang dia diberi tugas menjadi guru kelas 3, bukan kelas 2. Sebab melihat perilakunya yang bersangkutan lebih cocok di kelas 3," ujar Retnowati.
Dia menguraikan, insiden tersebut terjadi mungkin lantaran kejiwaan mental Jry belum stabil. Karena yang bersangkutan baru saja sembuh dari sakit stroke. Selain itu juga Jry dalam masa purna tugas alias pensiun. Retnowati berharap pihak keluarga korban tidak memperpanjang masalah dan tuntas sampai disini.
Hal sama diungkapkan Bambang Sugiarto. Mewakili Jry, dia meminta maaf dan menyampaikan bahwa yang bersangkutan sudah dirolling. "Kebetulan SK penugasan guru belum jadi. Sehingga rolling guru bisa dilakukan secepatnya. Dipastikan mulai saat ini Jry tidak lagi mengajar kelas 2," paparnya.
Menurut Bambang, sikap dari Jry mungkin lebih karena dipengaruhi oleh sindrom mendekati masa pensiun. Selain itu juga baru sembuh dari sakit yang dideritanya. "Saya harap keluarga korban menyudahi masalah ini dan tidak diperpanjang lagi. Saya mewakili Jry meminta maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Saya harap korban mau kembali berangkat sekolah."
Setelah mendengarkan penjelasan itu, ayah korban Sudiarto memastikan setelah sakit anaknya reda akan kembali ke sekolah. Namun dia masih merasa sakit hati dengan pengusiran terhadap istri dan anaknya yang dilakukan oleh Jry. (adi)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/18 Juli 2011

0 komentar:

Posting Komentar