Rabu, 21 September 2011

Dari Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 66

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI yang biasanya dirayakan pada bulan Agustus, di Desa Cerih diadakan di bulan September dengan memunculkan pertunjukan kesenian tradisonal kuda lumping. Bagaimana aksinya?

LAPORAN : FATURAHMAN
PERINGATAN tersebut sengaja mundur satu bulan, pasalnya pada bulan Agustus kemarin bertepatan dengan bulan ramadhan yang kebanyakan masyarakatnya malakukan ibadah puasa.
Pantauan radar, pada saat pertunjukan berlangsung, Minggu (18/9), ribuan warga dari berbagai desa memadati jalan di sekitar Desa Cerih untuk menonton pertunjukan kuda lumping tersebut. Kuda lumping yang hanya dimainkan oleh empat sampai lima orang tersebut, berlari-lari mengelilingi kampung dengan diringi alunan musik terbang jawa.
Kuda lumping ini berbeda dengan kuda lumping yang biasanya di kota, karena kuda lumping tersebut selain memakan kaca, padi, kelapa, berjoget dan lainya juga mereka (kuda lumping) berlari kencang mengejar seseorang jika ada yang meneriaki dengan sebutan–sebutan yang meledek.
Ketika ada orang yang meledeknya, kuda lumping langsung mengejar dan warga pun lari kalang kabut, jika di kejar kuda lumping tersebut. Namun pada saat pawang kuda lumping menghampirinya, kuda lumping tenang dan tidak mengejar warga lagi.
Menurut salah satu panitia, Lamun, pertunjukan kesenian tradisional kuda lumping ini sengaja diadakan untuk memperingati kemerdekaan RI yang ke 66. lantaran pada bulan Agustus kemarin belum diramaikan, pihaknya bersama warga sekitar pedukuhan sengaja mengadakan untuk menghibur masyarakat dengan menyewa group kesenian kuda lumping.
“Biasanya ini kami lakukan pada bulan Agustus. Namun pada bulan kemarin,bertepatan dengan bulan puasa, jadi acara ini diundur,” ungkapnya.
Dikatakannya, pertunjukan kuda lumping ini merupakan tontonan yang menarik bagi warga, walaupun kelihatannya menyeramkan, tapi sebenarnya menghibur. Selain itu juga, termasuk tontonan yang murah meriah. “Ini sengaja kami menyewa salah satu group kuda lumping, dengan sewa yang murah. Tetapi semua warga merasakan hiburannya. Coba kalau pertunjukannya dengan dangdut atau yang lainnya, selain ribut, biasanya juga mahal,” ujarnya.
Sementara, salah satu warga Desa Cerih, Abdun Nafi mengatakan, di Desa Cerih ini sudah ada pertunjukan kuda lumping selam bulan September ini dua kali. Pertama di Pedukuhan Jrumat Timur dan yang kedua pedukuhan Cerih Barat. Adapula kabar, di minggu ini ada di pedukuhan Kranggan, Desa Cerih.  “Kami sangat meras puas dan terhibur jika ada tontonan pertunjukan kuda lumping. APalagi jika ganggu, kuda lumping itu mengejar, dan kami semua takut dan berlari, tapi mengasyikan,” katanya. (*)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar