Senin, 19 September 2011

Melirik Warga Purwahamba yang Membudidaya Ikan Lele

Siapa pun orangnya, pastinya akan mengenal dengan ikan lele. Namun demikian, tidak semua orang berani bersentuhan langsung dengan ikan lele karena memiliki kulit yang licin dan berlendir. Bagi peternak ikan lele, tidaklah sulit untuk menyentuh dan memegangnya. Seperti yang biasa dilakukan oleh peternak ikan lele di Desa Purwahamba Kecamatan Suradadi. Siapakah dia?

LAPORAN: YERI NOVEL
Banyak orang menafsirkan bahwa ikan lele jenis ikan yang jorok. Namun sebenarnya, itu praduga yang salah besar. Karena tidak semua ikan lele hidup di sungai yang kotor atau di tambak dengan makanan yang kotor juga. Ikan lele yang satu ini, justru sering dibeli oleh sejumlah pedagang lamogan dan peternak ikan lele dari berbagai penjuru.
Adalah Handiyanto warga Jalan Purwahamba Raya KM 13 Kecamatan Suradadi. Pria berusia 38 tahun ini merupakan peternak ikan lele dumbo yang terkenal seantero Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes dan Kota Tegal.
Berawal dari iseng, kini bapak dari dua anak ini, menjadi peternak ikan lele yang terkenal. Kolam ikan lele yang dimilikinya hingga kini mencapai 50 tempat. Ukurannya berbeda-beda karena fungsinya juga berbeda. Kolam untuk pembibitan, tidak seluas kolam induk. Sedangkan kolam petelor, juga berbeda dengan peremajaan. Semua kolam menurutnya, memiliki kwalitas masing-masing.
Dia mengisahkan, semula hanya memiliki satu jodoh ikan lele jenis dumbo. Ikan tersebut diletakan di sebuah kolam kecil yang terbuat dari terpal. Kemudian selang beberapa lama, ikan itu bertelor sebanyak 30 ribu butir. "Saya bingung, telor itu mau ditaruh dimana," kisahnya.
Karena tidak memiliki kolam lagi, akhirnya pemilik RM Damai Sejahtera Purwahamba ini membuat kolam seadanya di sekitar rumahnya. Dalam hitungan hari, ribuan telor ikan lele itu menetas dengan sendirinya. Padahal waktu itu, dirinya tidak memiliki perlengkapan ternak ikan lele yang memadahi.
"Mungkin ini rejeki keluarga kami. Tanpa rencana matang, tiba-tiba diberi jalan oleh yang Maha Pencipta," kata warga non muslim ini.
Selama empat tahun membudidaya ikan lele, Handiyanto mengaku sudah berlimpah ruah hasilnya. Setiap hari, sejumlah penjual pecel lele asal Lamongan, membeli hasil usahanya sebanyak 50 kilogram. Selain itu, ikan lele  jenis induknya, juga selalu dibeli oleh sejumlah peternak lain daerah. Harga induk ikan lele dengan berat 6 kilogram per ekor seharga Rp 150 ribu. Sementara para petani yang membeli minimal 2-4 ekor.   
"Hasilnya lumayan. Bisa untuk menabung," kata pemilik Budidaya Mitra Raja ini.
Jumlah ikan lele induk yang dimiliki suami dari wanita yang bernama Lani (33) ini, sebanyak 350 ekor. Berat per ekornya, antara 6 - 8 kilogramnya. Sementara ikan yang untuk konsumsi dan ikan bibit, jumlahnya mencapai ratusan ribu. Makanan yang selalu diberikan kepada ikan tersebut, terbuat dari pur ikan dicampur ikan surimi. Sebelum diberikan kepada ikan ternakannya, makanan lebih dulu digiling supaya halus.
"Makanan selalu kita jaga. Kita tidak ingin mengecewakan pelanggan," ujarnya.
Dia menambahkan, selain hasil ternakannya dijual kepada petani dan warung Lamongan, dirinya juga memproduksi abon ikan lele. Abon tersebut dikemas 1 ons dan dipasarkan di Kota Semarang. Meski jumlahnya belum banyak, namun abon tersebut sudah ramai dan banyak diminati oleh warga Semarang.
"Kami juga memberikan pelayanan pengembangan ikan lele untuk para siswa-siswi SMP Atmaja Wacana Kota Tegal. Tujuannya untuk membantu pengetahuan siswa saja. Supaya kelak, bisa menjadi peternak ikan lele seperti saya ini," kata Handiyanto sekaligus menutup perbincangannya dengan Radar Tegal.   (*)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar