Rabu, 21 September 2011

Petani Jagung Balamoa Meraih Untung

PETANI jagung Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah, dalam waktu dekat ini bakal melaksanakan panen raya. Diperkirakan, panen tersebut akan membuahkan hasil yang berlipat ganda.
Kendati musim kemarau masih melanda di Kabupaten Tegal, namun bagi petani jagung di wilayah Desa Balamoa tidaklah menjadi soal. Sebab, petani yang berdomisili di Dukuh Jinten desa setempat ini, beralih tanam dari padi menjadi jagung hibrida varietas Bisi 2. Jagung tersebut ditanamnya sejak dua bulan silam.
Jagung Bisi 2 sebanyak 225 kilogram ini, didapatnya secara cuma-cuma dari Dinas Tanbunhut Kabupaten Tegal. Sebanyak itu, jagung ditanam di lahan seluas 15 hektar. Berkat bantuan benih jagung dari Pemda diawal kemarau tahun ini, pihaknya mengaku bersyukur. Karenanya, petani tidak mengalami kesulitan ekonomi saat menghadapi musim kemarau yang berangsur sejak dua bulan silam.  "Petani jagung yang mendapat bantuan itu, sekitar 60 orang. Mereka sudah menanamnya di lahannya masing-masing," kata Ketua Kelompok Tani Jinten, Desa Balamoa, Ahmad Alimudin, Rabu pagi kemarin.
Meskipun masa panen masih dua bulan lagi, namun para petani sudah optimis dengan hasil yang memuaskan. Alasannya, kwantitas jagung lebih besar dari biasanya. Bahkan, beberapa batang pohon, ada yang berbuah melebihi dari dua biji. Sejauh ini, petani sekitar menggunakan pupuk urea dan phonska untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah.
Selain itu, yang lebih pentingnya lagi, para petani selalu mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) setiap satu minggu sekali. SLPTT yang dimotori oleh Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) setempat ini, sangat berguna sekali sebagai pengetahuan para petani saat menanam jagung yang baik.  "Bagi kami, SLPTT sangat membantu. Tanpa mereka, kami tidak bisa berbuat banyak," paparnya.
Sementara itu, koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Pangkah dari BP4K, Titi Suharni, menjelaskan, jarak penanaman pohon jagung yang diterapkan ada 3 ukuran. Yaitu, 75 cm x 20 cm, 100 cm x 40 cm dan 90 cm x 40 cm. Dua diantara ukuran tersebut, merupakan jenis ukuran jajar legowo.  “Penentuan jumlah populasi tanaman jagung dalam satu hektarnya, minimal harus ada  60 ribu–70 ribu batang. Tujuannya, supaya petani mendapat hasil yang melimpah,” terangnya.
Dia menjelaskan, jagung hibrida varietas Bisi 2 yang ditanam di wilayah kerjanya, seluas 15 hektar. Dari luas itu, ada satu hektar yang digunakan sebagai laboratorium lapangan.  “Lapangan itu sebagai pembelajaran secara langsung para petani,” kata Titi didampingi pemandu SLPTT Jagung Hibrida, Rojudin. (YERI NOVEL)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar