Selasa, 20 September 2011

Geliat Jejaring Kebersaman FKKB

‘KITA Semua Bersaudara’ Slogan pergerakan yang sekaligus menjadi nafas DPD Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) Kabupaten Tegal itu, seakan melecut semua orang yang ada didalamnya untuk terus berbuat demi tetap terpeliharanya kesatuan bangsa.
Wadah yang berdiri secara serempak di nusantara pada 26 Agustus 1998 itu, memacu pengurus di Kabupaten Tegal terus mengepakkan sayapnya untuk menjalin kebersamaan antar anak bangsa dengan tidak membedakan suku, ras, dan agama yang dianutnya.
Ketua DPD FKKB Kabupaten Tegal, L Harnoko, sendiri menungkapkan untuk mewujudkan kebersamaan dan mengikis kesenjangan antara si kaya dan si miskin demi terciptanya situasi harmonis sesama anak bangsa, tidak cukup diselesaikan melalui ajang seminar dan sarasehan semata.
"Ini yang mendorong kami untuk langsung action dilapangan guna mendengar dan berbagi pada saudara sebangsa terhadap kesulitan yang dihadapinya," cetusnya.
FKKB yang merupakan organisasi kemasyarakatan dengan membawa aspirasi Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Wawasan Kebangsaan Indonesia itu, dalam perjalanan waktunya tetap akan terus mendengar dan mengerti apa yang menjadi kendala saudara sebangsa dalam menapaki kehidupan yang kian pelik.
Dijelaskannya, lahirnya FKKB di tingkat pusat merupakan kepanjangan estafet dari organisasi yang lahir dari rahim pemerintah saat itu, berupa Bakom PKB (Badan Komunikasi Pembina Kesatuan Bangsa).
"Sebelum Bakom PKB berdiri diera orde baru, organisasi yang sama lahir disaat orde lama dengan nama LPKB (Lembaga Pembina Kesatuan Bangsa). Nah, karena organisasi ini lahir dari rahim pemerintah, perjalanannya juga seperti begitulah. Hingga ada satu pemahaman dari oknum pejabat yang menilai Bakom PKB biasanya dipegang oleh anak bangsa dari etnis Tionghwa, sehingga bisa suatu saat dimanfaatkan pejabat untuk mencari dana pendukung kegiatan yang mereka lakukan," ujarnya.
Sejalan dengan lahirnya reformasi ditahun 1998, Bakom PKB pusat menganggap perlu untuk segera melakukan pembenahan diri dengan membentuk organisasi sejenis namun bukan lahir dari rahim pemerintah.
Disinilah cikal bakal lahirnya FKKB yang bermuara dari kesepakatan mantan pengurus Bakom PKB yang ingin menjadi organisasi mandiri dan tidak bergantung pada pemerintah.
Terpisah, Bendahara Umum FKKB Kabupaten Tegal, Drs H Wustadi Wuslam, menyatakan, DPD FKKB Kabupaten Tegal mempunyai agenda tetap tiga bulan sekali menggelar diskusi terhadap perkembangan kondisi wilayah dan pembinaan persatuan kesatuan bangsa yang demokratis, melalui komunikasi serta interaksi sosial, kultural, ekonomi, dan politik dalam pembangunan bangsa yang pluralistik dan dinamis.
"Pertemuan rutin tiga bulanan ini diikuti semua unsur baik dari tokoh agama, tokoh muda, dan tokoh masyarakat di posko paseduluran yang berada di serambi rumah Ketua DPD FKKB. Kedepan, pertemuan rutin antar elemen anak bangsa itu akan dilakukan tidak hanya di posko paseduluran. Pertemuan akan digelar secara bergantian di Brigif 4/Dewa Ratna, dan bulan berikutnya di Mapolres Tegal," terangnya.
Berbagi dengan sesama untuk mengikis kesenjangan yang bisa mengancam keharmonisan hidup sesama anak bangsa itulah yang membuat iklim kondusif bisa terpelihara dengan nyata di Kabupaten Tegal. Upaya menciptakan situasi dan kondisi yang harmonis diantara warga bangsa dengan tidak membedakan etnis, suku, dan agama, mendorong FKKB terjun langsung dalam semua action kemanusiaan.
"Kami yakin, ketika saudara sebangsa itu menerima pemberian dari saudaranya, akan meninggalkan kesan mendalam. Disinilah akan mengikis benih-benih kebencian atas ketimpangan ekonomi yang terjadi diantara anak bangsa," tuturnya.
Sejak era reformasi yang dibarengi dengan terjadinya krisis moneter, FKKB mulai menjalankan aksi riilnya dilapangan dengan menggelar pasar murah, demi meringankan beban saudara sesama anak bangsa. Dan kegiatan kepedulian terhadap sesama anak bangsa itupun terus digulirkan hingga kini, mulai dari membantu korban bencana alam, menggelar sunatan masal, membantu penyediaan air bersih bagi petani dimusim kemarau, hingga berbagi sembako menjelang Lebaran.
"Kita semua bersaudara ! Sudah seharusnya kita juga turut terpanggil meringankan apa yang menjadi beban saudara kita. Dan kami yakin, bahwa segala sesuatu yang didasari kemauan untuk berbuat semata, kelak akan dipertemukan dijalan yang benar," terangnya. (hermas purwadi)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar