Rabu, 11 Januari 2012

Prothese Buatan Penca Bahari Berani Bersaing

SEBUTAN ''Japan of Java'' bagi Kota Tegal, tak hanya lantaran padai membuat knalpot, stang motor, setir mobil, komponen mobil, loudspeaker, hingga traktor. Anggota paguyuban penyandang cacat ''Penca Bahari'', pun mampu membuat prothese, atau kaki dan tangan palsu.

Paguyuban yang berdiri pada 5 Januari 2009, dan memiliki 63 anggota itu, bermarkas di Jl Nakula Utara 3, Kelurahan Kejambon, Kecamatan Tegal Timur.

Di tempat tersebut, selain untuk aktivitas pembuatan kaki dan tangan palsu, juga sebagai kantor untuk tempat berkumpul para penyandang cacat binaan Dinsos Nakertrans Kota Tegal.

''Kami sekarang tengah mengerjakan pesanan kaki dan tangan palsu pesanan dari Pemkab Jepara untuk 13 orang penyandang cacat di daerah tersebut. Pesanan sejak Desember 2011 dan akan dikirim pertengahan bulan ini ke Jepara,'' terang Ketua Penca Bahari Kota Tegal, Imanudin (45).

Pesanan itu berupa tujuh kaki dan enam tangan palsu. Terdiri atas kaki palsu di bawah lutut enam unit, di atas lutut tiga unit. Kemudian tangan palsu sebanyak enam unit, semuanya berupa tangan palsu di bawah siku. Seluruh pesanan tersebut kini tinggal tahap akhir atau sudah masuk proses finishing.

Didampingi bagian produksi, Slamet Subechi, menurut dia, prothese buatan paguyubannya selama ini banyak mendapat acungan jempol dari pihak rumah sakit di pantura barat atau wilayah Karesidenan Pekalongan dan penyandang cacat yang menggunakan produknya.

Kagum

Mereka cukup kagum dengan produk buatan para penyandang cacat dari Kota Tegal. Selain sama-sama terbuat dari bahan fiberglass, tingkat kenyamanan dan kekuatannya juga tak pernah mendapat komplain. ''Sejak kali pertama membuat hingga kini, belum pernah ada komplain,'' terang Imanudin.

Kaki palsu yang kini dipakainya juga buatannya sendiri. Juga penyandang cacat lainnya yang menjadi anggotanya, rata-rata juga mampu membuat sendiri. Baik kaki maupun tangan palsunya. Sekarang mereka selain membuat barang lainnya untuk memenuhi kebutuhan penyandang cacat di kotanya, juga untuk dikirim ke daerah lain.

Di tengah membanjirnya order itu, paguyuban tersebut mengakui untuk modal yang dimiliki sangat terbatas. Bantuan dari Pemkot Tegal yang disalurkan lewat Dinsos Nakertrans belum memadai. Selain modal, juga peralatan yang dimiliki masih sangat sederhana.

Meski begitu, kata Imanudin, bukan berarti paguyubannya harus menjual prothese buatannya dengan harga seperti buatan Solo maupun Jakarta. Bila dibandingkan dengan dua daerah itu, perbedaan harganya sangat jauh.

''Buatan kami jelas lebih murah dan kualitasnya bersaing,'' terang dia.

Dia mencontohkan kaki palsu dengan ukuran di bawah lutut, harga di pasaran umum dapat mencapai Rp 4 juta. Sedangkan buatan paguyubannya hanya Rp 1,5 juta. Untuk yang di atas lutut kaki, kurang dari Rp 2 juta padahal di pasaran mencapai Rp 6 juta.

Untuk tangan di bawah siku, harganya mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta. Harga umum mencapai Rp 4 jutaan. Sedangkan ukuran di atas siku, mulai Rp 2 juta hingga Rp 4 juta. Ukuran itu di pasaran umum harganya Rp 6 juta hingga Rp 8 juta.

Menurut Imanudin, dia dan rekannya dalam membuat kaki dan tangan palsu, dilakukan dengan penuh perasaan. Juga selalu mengingat penderitaan para pemesannya yang bakal memakai produk buatannya, yang sama-sama mengalami kecacatan keterbatasan fungsi kondisi tubuhnya. (Riyono Toepra-48)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/01/12/173306/Prothese-Buatan-Penca-Bahari-Berani-Bersaing

0 komentar:

Posting Komentar