Selasa, 10 Januari 2012

Raskin Sigentong Dijual Mahal

WARUREJA - Beras untuk masyarakat miskin (Raskin) di Desa Sigentong, Kecamatan Warureja, disinyalir dijual mahal atau melebihi dari ketentuan yang diterapkan oleh pemerintah pusat. Yakni, dijual setiap kantongnya Rp 27 ribu. Dalam satu kantong tersebut, berisi 15 kilogram raskin. Semestinya, apabila mengacu pada aturan yang berlaku, raskin dijual ke masyarakat yang membutuhkan hanya Rp 24 ribu per kantong atau Rp 1.600 per kilogram.
Salah satu warga desa setempat mengeluhkan dengan adanya harga tersebut. Bahkan warga yang tidak ingin disebutkan namanya itu mengirimkan keluhannya ke rubrik ngresula Radar Tegal yang dicetak pada hari Senin (9/1). Dia menyebutkan, beras di Desa Sigentong terlalu mahal menjualnya.  "Raskin di Desa Sigentong yang 15 kilogram, kenapa harganya sampai Rp 27 ribu. Padahal cuma Rp 1.600 per kilogramnya. Lalu sisa uangnya di kemanakan," tulis pengirim sms tersebut.
Sementara itu, ketika Kepala Desa Sigentong, Susmoyo dihubungi, pihaknya enggan memberikan keterangan lebih lanjut. Dia justru menyarankan apabila ingin menanyakan tentang penjualan raskin, lebih baik langsung ke perangkat desa setempat. "Silahkan wawancara ke pamongnya saja. Mereka juga bisa ko. Karena mereka yang menjualnya," terang Susmoyo melalui pesan singkatnya.
Kapala Dusun (Kadus) I, Haryanto, saat ditanya soal penjualan raskin sebesar Rp 27 ribu perkantong, pihaknya membantah. Menurutnya, raskin hanya dijual sebesar Rp 26.500 per kantongnya atau selisih Rp 500. Dirinya tak menampik, penjualan raskin di desanya tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Namun demikian, semua itu sudah ada kesepakatan antar warga karena sisa uangnya digunakan untuk kesejahteraan para guru madrasah di desanya.  "Ada sisa per kantongnya Rp 2.500. Tapi uang tersebut sudah disalurkan langsung untuk madrasah," jelasnya.
Dia mengutarakan, desanya memperoleh raskin setiap bulannya sebanyak 260 kantong atau 3.900 kilogram. Penjualan raskin Rp 26.500 perkantong, berlangsung sejak dirinya belum menjabat sebagai kadus. "Saya baru menjadi kadus sekitar dua tahun yang lalu," ujarnya.
Dengan demikian, apabila dijumlah total sisa uang tersebut, Rp 2500 x 260 kantong = Rp 650 ribu. Sedangkan pelaksanaannya, lebih dari dua tahun.  "Terakhir raskin dibagikan, ketika pertengahan Desember silam," terangnya.
Bendahara Desa Sigentong, Solihin, membenarkan penjualan raskin dengan harga Rp 26.500 perkantong. Senada dengan Haryanto, bahwa sisa uang raskin diberikan kepada guru Madrasah. "Yah, memang seperti itu. Uangnya kami serahkan untuk madrasah," ucapnya singkat. (yer)  
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar