ADIWERNA - Upaya mengetahui seberapa besar kandungan logam berat dalam darah terutama unsur Pb (Plumbum, red) atau timbal pada pengrajin peleburan dan pengecoran di dua lokasi kampung logam, ditempuh BLH Provinsi Jawa Tengah bersama BLH Kabupaten Tegal.
Kali ini, kedua instansi tersebut melakukan pengecekan darah pada sekitar 50 warga di Balai Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna, Rabu (25/5) kemarin.
Adapun jumlah warga tersebut terbagi di dua desa masing-masing Pesarean sebanyak 30 warga dan Kebasen Kecamatan Talang sebanyak 20 warga. Antusias warga untuk mengikuti pengecekan darah kali ini, diluar dugaan.
Kepala BLH Kabupaten Tegal, Ir Khofifah MM, menyatakan, dalam kegiatan tersebut BLH Provinsi menerjunkan tiga personilnya yang juga diback up oleh Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
"Kegiatan kali ini semata untuk mendeteksi secara dini kandungan logam berat dalam darah pada para warga di dua kampung logam tersebut. Dimana unsur Pb atau timbal dalam darah ini cukup berbahaya bila tidak terdeteksi, dengan timbulnya jarak akumulatif 10 hingga 15 tahun kedepan. Gejala yang ditimbulkan akibat unsur Pb dalam darah diantaranya gangguan saraf, stroke, dan penyakit berbahaya lainnya," terangnya.
Dia juga menyatakan, upaya mitigasi atau pencegahan sejak dini ini diharapkan bisa membantu mendeteksi seberapa jauh pengaruh industri logam di perkampungan, ataupun di lokasi penampungan terhadap tingkat pencemaran udara.
Terpisah staf BLH Provinsi, Kusniati Dewi, menyatakan, hasil riil untuk mengetahui kadar logam dalam darah pada pengrajin dan masyarakat di dua desa tersebut bisa diketahui setelah darah diteliti oleh Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi.
"Banyaknya industri pengolahan logam, selama ini telah diupayakan oleh pemerintah dengan mengadakan relokasi ke sebuah sentra industri logam di areal Kebasen. Namun dari catatan medis Puskesmas setempat, meskipun sudah direlokasi tetapi masih banyak jumlah penyakit tertentu akibat pencemaran dari industri logam. Ini yang menyebabkan kami datang kesini untuk melakukan cek darah kepada para penduduk dan pengrajin setempat," tegasnya.
Dia juga menambahkan, hasil dari pemeriksan darah di laboratorium provinsi nanti akan kembali dipresentasikan sekitar bulan Juni 2011 mendatang.
"Disinilah Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi akan melakukan uji analisa terhadap darah penduduk dan pengrajin yang diambil. Dari hasil akhir nanti, diharapkan bisa menjadi solusi atau bahan dalam menentukan keputusan bagi pemerintah apakah relokasi yang selama ini telah dilakukan di Kebasen sudah betul atau perlu pengembangan yang lebih lanjut dan komprehensif," tandasnya.
Kepala BLH Kabupaten Tegal Ir Khofifah MM sendiri mengakui, saat ini lahan relokasi sentra industri logam Kebasen sendiri sudah dihuni oleh 30 pengrajin dari kurang lebih 92 pengrajin yang sudah memiliki lahan kapling usaha disanaSumber Berita : Radar Tegal 25 Mei 2011
0 komentar:
Posting Komentar