SURADADI - Perlintasan perahu nelayan yang berada di Muara sungai Suradadi, kini semakin menyempit karena tertutup pasir. Dari lebar sekira 40 meter, kini hanya sisa 5 meter.
Pendangkalan di sungai tersebut, semakin bertambah parah. Perahu nelayan, terancam tidak bisa melaut karena terkendala dengan tumpukan pasir yang membentang di tengah muara.
Salah seorang nelayan, Subur (45) mengatakan, setiap hari, kondisi pasir semakin meninggi dan melebar. Jika diprediksi, setiap minggu muncul pasir mencapai 1 meter. Akibatnya, sejumlah nelayan merasa resah. Karena untuk menuju ke tengah pantai, nelayan harus rela mendorong perahunya. Kondisi muara sudah terasa dangkal.
Menurut dia, jika pemerintah daerah (Pemda) setempat tidak secepatnya menangani, tentunya muara sungai tersebut, bakal tertutup oleh tumpukan pasir.
"Kami merasa dilematis. Artinya, ketika perahu kami dilabuhkan di sekitar muara, tentunya akan cepat rusak karena terkena gelombang. Sedangkan jika dilabuhkan ke sungai, perahu kami tidak bisa masuk karena terhalang pasir yang membentang di tengah muara," ungkapnya.
Kesulitan yang terjadi, menurut nelayan jenis purshein mini ini, bukan hanya itu saja. Jembatan jalur Pantura yang berada di sungai tersebut, juga sedikit menghambat lalu lintas perahu. Kondisi jembatan terlalu pendek dan hampir menempel dengan air sungai. Terutama setiap air laut pasang.
“Kami hanya mengandalkan hasil tangkap ikan di laut. Karena itu, tolong kami diperhatikan. Kami sangat butuh bantuan pengerukan muara. Jika dibiarkan berlarut-larut, tidak lama lagi muara bakal tertutup. Kini muara hanya sisa 5 meter. Hanya cukup untuk perahu jenis purshein mini,” jelasnya.
Sementara, ketika pertemuan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tegal belum lama ini, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tegal, Rustoyo juga mengharapkan yang sama pula. Menurut dia, dinas terkait harus secepatnya melakukan tindakan guna adanya pengerukan di muara tersebut.
Sumber Berita : Radar Tegal 25 Mei 2011
0 komentar:
Posting Komentar