SLAWI - Pengurus Wilayah (PW) Nahdlatul Ulama (NU) Jateng mengutuk keras pelaku segala bentuk kekerasan, termasuk teror bom yang belakangan ini marak di Jakarta dan berbagai daerah lainnya.
Apalagi tindakan kekerasan itu mengatasnamakan agama. Sebab, perbuatan tersebut bertentangan dengan kaidah Islam.
”Yang jelas, pasti segala bentuk kekerasan, radikalisme yang diwujudkan dalam bentuk teror, siapa pun tidak mufakat,” tandas Wakil Ketua PWNU Jateng, Abu Hapsin di sela Konferensi Cabang (Konfercab) NU Kabupaten Tegal, di Gedung NU Jalan Raya Procot Slawi, kemarin.
Dia menegaskan, semua orang yang beragama bahkan yang tidak beragama sekali pun kalau mempunyai rohani, pasti menilai perbuatan menyebar teror bom buku itu terkutuk, biadab dan pengecut.
''Orang bisa jadi radikal banyak penyebabnya. Antara lain, pemahaman keagamaan yang sempit, konflik nilai, mengalami split personality, emosional,'' paparnya.
Harus Disadari Pemerintah
Orang emosional karena pemahaman agamanya tidak ketemu dengan kenyataan apa yang dihadapi. Kehidupan yang dia alami tidak sesusai dengan pemahaman agamanya. Mereka adalah orang menghendaki Indonesia menjadi negara Islam, tetapi nyatanya negaranya tidak kunjung menjadi negara Islam, sehingga emosinya meledak.
Secara kebetulan, pemicunya ada. Yaitu ketidakadilan, distribusi ekonomi yang tidak merata, hukum yang amburadul, mafia peradilan terjadi di mana-mana. ”Saya kira ini harus disadari pemerintah,” tegasnya. Menurut dia, orang yang dalam keadaan tertekan, ledakan emosi itu bisa diwujudkan dalam bentuk tindakan teror.
Sumber Berita : Suara Merdeka CyberNews, 21 Maret 2011
Rabu, 25 Mei 2011
PWNU Jateng Kutuk Pelaku Teror Bom
20.56
Slawi Ayu Cybernews, Terbit pada tanggal 10 April 2011
0 komentar:
Posting Komentar