SEMARANG Organisasi massa (ormas) Islam seperti Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal jatuh pada 30 Agustus. Sementara pemerintah baru akan menggelar sidang isbat penetapan 1 Syawal 1432 H pada Senin lusa.
Dosen Jurusan Syariah STAIN Pekalongan KH Sam'ani Sya'roni MA meminta, kepada umat Islam jika terjadi perbedaan dalam penetapan 1 Syawal untuk saling menghormati dan tidak membuat hal itu menjadi pemicu perpecahan.
”Jangan sampai ada istilah bada negeri dan bada swasta. Perbedaan adalah hal yang wajar,” ujarnya saat ditemui di Masjid Agung Jawa Tengah, baru-baru ini.
Meski demikian, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng telah menetapkan lebih dahulu bahwa 1 Syawal 1423 Hijriah jatuh pada Selasa, 30 Agustus mendatang.
Pengumuman jatuhnya 1 Syawal 1423 Hijriah pada tanggal tersebut, berdasarkan hasil hisab yang dilakukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, untuk kemudian diinformasikan di tingkat Pimpinan Wilayah Jateng dan Kota Semarang.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng, Drs H Rozihan SH MAg menyampaikan, sesuai hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat.
”Dari hasil tersebut diketahui, ijtimak menjelang Syawal 1432 Hijriah terjadi pada Senin, 29 Agustus 2011, pukul 10.05:16 WIB. Tinggi hilal pada saat matahari terbenam di Yogyakarta adalah +01 derajat 49' 57”, yakni hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia saat matahari terbenam hilal sudah diatas ufuk. Artinya, umat muslim tidak lagi memiliki kewajiban untuk menjalankan ibadah puasa,” ungkapnya, Kamis (25/8).
Toleransi
Terkait kemungkinan adanya perbedaan penetapan 1 Syawal, warga Muhammadiyah diimbau juga untuk tetap berpegang teguh pada hasil hisab Majelis tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dan memahami, menghormati serta menghargai adanya perbedaan untuk menjunjung tinggi keutuhan, kemaslahatan, ukhuwah dan toleransi sesuai keyakinan yang disertai kearifan dan kedewasaan ibadah.
Sementara itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang akan menyediakan 36 titik, bagi umat yang melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri pada tanggal 30 Agustus tersebut. Ketua PDM Kota Semarang DR H Widi Handoko mengatakan, tempat penyelenggaraan Shalat Idul Fitri itu tersebar di seluruh kecamatan di Kota Semarang.
Adapun Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang Drs H Anasom MHum mengatakan, pihaknya hingga hari ini belum menetapkan 1 Syawal karena harus menunggu rukyat yang biasanya digelar di Menara Al Husna Masjid Agung Jateng dan beberapa daerah yang ada di Jateng.
”Hasil rukyat nantinya dilaporkan ke Jakarta untuk selanjutnya digelar sidang isbat,” jelasnya.
Anasom yang juga Pembantu Dekan I Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang itu juga meminta kepada jamaah nahdliyin untuk menghormati jika terjadi perbedaan dalam penetapan 1 Syawal. (mad, K3-69)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/27/157418
Jumat, 26 Agustus 2011
Muhammadiyah 30 Agustus NU Belum Menentukan
19.35
Slawi Ayu Cybernews, Terbit pada tanggal 10 April 2011
0 komentar:
Posting Komentar