UBUD (Pos Kota) – Puri Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, menggelar ritual pengabenan (pelebon) yang terbilang besar untuk menghormati mendiang Anak Agung Niang Rai,78, ibunda Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati untuk terakhir kalinya.
Dari informasi yang dihimpun Pos Kota, sedikitnya acara yang digelar sejak pagi sampai sore itu menghabiskan anggaran sebesar Rp10 miliar lebih. Ribuan turis dan warga sejak pagi sudah berkumpul di Puri Ubud. Setelah melewati prosesi ritual, pukul 12.00 WIT menara pengusungan jenazah (bade) bertingkat sembilan dengan total ketinggian 24 meter digotong ratusan orang. Sedikitnya 250 orang mengusung secara bergantian setiap 150 meter dari Puri Ubud ke Pura Dalem Puri yang jauhnya sekitar 900 meter.
Anak Agung Niang Rai meninggal 3 bulan yang lalu di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Denpasar pada pertengahan Mei lalu dan jenazahnya disemayamkan di Puri Ubud, karena baru akan dipelebon (kremasi) pada Kamis (18/8) ini.
“Ini pelebon cukup besar. Kalau ada pelebon Puri Ubud pasti rame,” kata Anak Agung Ayu Rima Dewi, satu keluarga mendiang saat ditemui Pos Kota, di Pure Dalam Puri, Ubud, Kamis (18/8).
Bade itu dirancang sendiri oleh salah seorang putra mendiang Tjokorda Gde Raka Sukawati yang juga dosen Universitas Udayana Denpasar. Menara pengusungan itu sudah dikerjakan di sekitar Puri Ubud dan hingga kini baru rampung sekitar 30 persen. Material yang digunakan sepenuhnya dari bahan lokal dengan tenaga setiap hari 50-100 orang yang berasal dari tenaga sukarela secara bergilir dari 14 desa adat di lingkungan Kecamatan Ubud. Saat tulisan ini diturunkan acara kremasi belum berlangsung.
(rizal/sir)
Sumber Berita : http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/08/18/
0 komentar:
Posting Komentar