Minggu, 31 Juli 2011

Miliki 50 Perusahaan

JAKARTA - Mantan staf M Nazaruddin, Nuril Anwar buka mulut soal latar belakang mantan bosnya itu. Nuril menyebut mantan bendahara umum Partai Demokrat itu memiliki 50 perusahaan dan uang yang sangat banyak.
”Sekitar 50-an perusahaan tapi saya nggak ingat begitu detil. Tapi pusatnya PT Anak Negeri,” ujar Nuril Jumat malam lalu.
Nazaruddin itu juga memiliki uang sekitar Rp 2 triliun. Hal ini berdasarkan keterangan sopir pribadi Nazaruddin, Aan yang sempat disampaikan kepada Nuril.
”Kalau menurut Aan yang cerita kepada saya, dia bawa Rp 700 miliar. Kalau uang dia (Nazaruddin) itu ada Rp 2 triliun. Tapi dia sudah prepare separoh asetnya sudah dipindahkan ke Singapura pada 2010 sebelum kasus ini mencuat. Ini menurut cerita Aan,” terang Nuril.
Menurut Nuril, buronan KPK ini sebenarnya berasal dari keluarga yang tidak terlalu kaya raya. ”Dia punya prinsip segala sesuatu bisa diselesaikan pakai uang. Dia sering bilang, tenang aja Ril, pakai duit juga beres. Dia memang punya banyak uang,” terang pria yang kini sedang mengambil S2 jurusan Manajemen Pedidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.
Nuril juga membantah bila perusahaan Nazaruddin juga dimiliki Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum. Menurutnya, Nazaruddin sering memanfaatkan PD dan Anas untuk kepentingannya pribadi.
”Itu nggak ada, tapi benar kalau perusahaan dia itu jadi berkembang karena dia sering membawa-bawa nama partai dan Anas untuk kepentingannya. Makanya dia bisa kaya raya begitu. Lobi-lobi pakai nama partai dan Anas, saya sih tidak pernah ikut kalau lobi-lobi, tapi saya tahu karena dia cerita,” imbuh Nuril.
Nuril  mengaku pertama kali kenal dengan Nazaruddin pada  tahun 2008. Waktu itu persiapan pemilu legislatif 2009. Selian itu juga dari jaringan bisnis yang akhirnya membawanya kenal dengan Nazaruddin. Dia mengaku diminta untuk menjadi staf saat pengumuman legislatif. ”Saya masih tolak permintaan dia itu. Lalu saya putus kontak hingga pada Maret 2010 dekat lagi.” Dia dua kali mengganti staf, lalu meminta untuk jadi staf ahli dan menerimanya. ”Saat bertemu itu kami cerita banyak soal politik dan sebagainya. Kalau sedang diskusi, dia orang yang hangat.
Tapi menurut saya, untuk urusan bisnis, saya kira belum ada prestasinya, perusahaan dia kan biasa-biasa saja ya. Kebanyakan perusahaan dia itu hanya mirip broker. Dikatakan, Nazaruddin orangnya lebih suka di belakang layar.
”Makanya saya kaget sekarang memborbardir habis-habisan. Saya kira ada agenda politik yang punya kepentingan yang memakai Nazar, itu kan merusak nama baik banyak orang, orang-orang yang disebutkan itulah.”
Soal siapa yang menyetir Nazaruddin, Nuril mengaku tidak tau. Dia yakin ada yang ingin Partai Demokrat (PD) dirusak. Di Bali,  Anas juga diancam, kalau tidak membantu akan dibongkar soal  kongres. Soal uang di kongres, diakui ada tapi dari donatur yang menyumbang Anas.
Untuk memenangkan jumlahnya tidak sebesar yang disampaikan Nazaruddin. ”Sumbangan itu memang lewat Nazarruddin. Tapi kalau jumlah uang itu termasuk kecil dibanding kongres-kongres yang lain.”(dtc-80)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/07/31/154498/

0 komentar:

Posting Komentar